Dampak Perang Rusia Ukraina: Memaksa Banyak Negara Membuka Cadangan Minyak

Rabu, 27 April 2022 | 19:28 WIB
Dampak Perang Rusia Ukraina: Memaksa Banyak Negara Membuka Cadangan Minyak
Ilustrasi--Perang Rusia dan Ukraina berdampak pada sejumlah negara terpaksa membuka cadangan minyak. (Foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Chief Executive Officer, Landscape Indonesia, Agus Sari melihat perang Rusia dan Ukraina berdampak bagi ketahanan energi di sejumlah negara. Sebab, gara-gara perang, banyak negara yang memutuskan untuk menutup impor minyak dan gas dari Rusia.

Agus mengatakan perang Rusia-Ukraina mendorong banyaknya perubahan di seluruh negara. Menurutnya, banyak negara yang baru menyadari kalau ketergantungan mereka akan impor bahan bakar fosil maupun lainnya terlalu tinggi.

"Yang konon negara-negara maju yang bilang kita harus menurunkan konsumsi energi fossil, kita harus menurunkan konsumsi minyak ternyata enggak hebat-hebat amat. Ini baru kelihatan bahwa begitu supplynya ditutup berantakan mereka sehingga luar biasa ketergantungannya pada fossil fuel," kata Agus dalam diskusi bertajuk Konflik Eropa: Risiko Geopolitik Ketahanan Energi dan Perubahan Iklim pada Rabu (27/4/2022).

Sementara perihal minyak, Agus melihat ada sejumlah negara yang malah memutuskan untuk membuka cadangan stategisnya sendiri. Hal tersebut mau tidak mau harus dilakukan untuk menambah pasokan ketersediaan minyak di negaranya.

Baca Juga: BI Sebut Indonesia Dapat Untung dari Perang Rusia-Ukraina, Kok Bisa?

"Eropa misalnya sudah buka cadangan strategis, Amerika juga sudah membuka, itu akan menambah supply dan sebagiannya akan mengganti yang hilang dari permasalahan bukan hanya embargo tapi juga perang itu kan mendistribusi supply chain," ujarnya.

Lebih lanjut, Agus menepis adanya anggapan kalau perang Rusia-Ukraina juga berdampak pada peningkatan emisi gas rumah kaca. Menurutnya, kondisi itu malah akan membuat emisi gas rumah kaca menurun.

"Karena ada penggunaan fossil fuel gara-gara permasalahan geopolitik supply chain akan berkurang."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI