Filipina di Bawah Cengkraman Kekuasaan Dinasti Politik

Rabu, 27 April 2022 | 12:01 WIB
Filipina di Bawah Cengkraman Kekuasaan Dinasti Politik
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Prospek kembalinya Ferdinand Marcos Jr. ke Istana Malacanang menegaskan kuatnya pengaruh dinasti politik dalam pembagian kekuasaan di Filipina, di mana 234 keluarga elit saling berebut jabatan publik.

Jika putra mendiang diktator Filipina, Ferdinand Marcos, memenangkan pemilihan umum kepresidenan pada 9 Mei nanti, dia tidak akan menjadi satu-satunya anggota keluarga Marcos yang berkuasa, bukan pula yang terakhir.

Sederet keluarga elit sudah memerintah Filipina secara turun-temurun, bahkan sejak sebelum kemerdekaan.

Mereka memegang dan mewariskan jabatan penting lintas generasi dengan memanipulasi suara, tak jarang dengan tindak kekerasan.

Analis mengatakan sistem pemerintahan kini lebih rentan terhadap pengaruh dinasti politik, dibandingkan saat Marcos digulingkan sekitar tiga dekade silam.

"Kekuasaan menyedot kekuasaan. Semakin lama mereka berkuasa, semakin besar kekuasaan yang mereka kumpulkan,” kata Julio Teehankee, Guru Besar Tata Negara di De La Salle University, Manila.

Sejak masih berada di bawah kolonialisme Amerika Serikat pada paruh pertama abad ke-20, FIlipina mencatatkan sekitar 319 keluarga elit yang memegang kuasa silih berganti, kata Teehankee.

Belasan sudah punah. Namun pada 2019, setidaknya 234 dinasti politik memenangkan jabatan publik melalui pemilihan umum.

Gurita kekuasaan Marcos

Baca Juga: Korelasi Dinasti Politik dan Jual Beli Jabatan

Tidak bisa dipungkiri, Marcos merupakan dinasti politik terkuat di Filipina, di samping keluarga Duterte yang diwakilkan oleh putri tertuanya, Sara, sebagai calon wakil presiden mendampingi Marcos Jr.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI