Perbedaan Antara Hisab dan Hilal, Dua Cara Menentukan Awal Bulan Ramadhan dan Idul Fitri

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 27 April 2022 | 11:57 WIB
Perbedaan Antara Hisab dan Hilal, Dua Cara Menentukan Awal Bulan Ramadhan dan Idul Fitri
Ilustrasi - beda hisab dan hilal [SuaraSulsel.id/Kementerian Agama RI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam menentukan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, umat Islam di Indonesia menggunakan dua metode dalam menentukannya. Umat Islam menggunakan metode hisab dan hilal dalam penentuannya. lantas apa beda hisab dan hilal dalam menentukan awal bulan dalam kalender Islam ini?

Namun, Pemerintah Indonesia dalam menentukan Idul Fitri 1443 H atau Hari Raya Idul Fitri tahun 2022 akan memutuskannya dalam sidang Isbat. Dalam sidang ini ada beberapa tahapan yang akan dilalui sebelum putusan dihasilkan. 

Tahapan pertama dalam sidang isbat ini berisi pemaparan posisi hilal awal Ramadhan 1443 H. berdasarkan hasil hisab atau perhitungan astronomi. Pemaparan ini akan dilakukan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag.

Tahapan kedua, adalah pelaksanaan sidang isbat penetapan awal Ramadhan 1443 Hijriyah. Sidang ini akan digelar secara tertutup. Pada sidang ini, akan dibahas penentuan 1 Syawal dengan merujuk pada hasil hisab dan hilal. Tahapan ketiga, telekonferensi pers.

Baca Juga: Apa Itu Sidang Isbat Rukyatul Hilal yang Selalu Dinanti Jelang Ramadhan dan Idul Fitri?

Lantas apa perbedaan antara hisab dan rukyatul hilal? Berikut penjelasannya, sebagaimana dikutip dari laman Mahkamah Syar’iyah Aceh.

Beda Hisab dan Hilal

Hisab merupakan perhitungan atau penentuan awal bulan pada kalender Hijriyah dengan cara matematis dan astronomis. Dalam Islam, hisab digunakan dalam memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.

Dalam metode hisab ini, akan menjadikan posisi bulan untuk dijadikan sebagai penanda masuknya periode awal kalender hijriyah. Sementara posisi matahari digunakan sebagai penanda masuknya atau pergantian waktu sholat.

Sedangkan rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal. Yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtima’ (konjungsi), rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.

Baca Juga: Cara Melihat Hilal dan Syarat Menjadi Perukyat Hilal

Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah matahari terbenam (maqhrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibandingkan dengan cahaya matahari, serta ukurannya sangat tipis.

Apabila saat melakukan rukyat, hilal terlihat, maka pada waktu petang atau maghrib waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maqhrib hari berikutnya.

Namun demikian dari pengalaman selama ini tidak selalu hilal dapat terlihat. Dalam teori manakala selang waktu antara Ijtima’ dengan terbenamnya matahari terlalu pendek, maka secara ilmiyah hilal mustahil terlihat, karena iluminasi cahaya bulan masih terlalu suram dibandingkan “cahaya langit” sekitarnya.

Demikianlah ulasan mengenai perbedaan antara hisab dan rukyatul hilal yang digunakan untuk menentukan awal bulan dalam kalender hijriyah oleh umat Islam.

Kontributor : Agung Kurniawan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI