Macron Hadapi Kegentingan Sosial di Masa Jabatan Kedua

Selasa, 26 April 2022 | 12:14 WIB
Macron Hadapi Kegentingan Sosial di Masa Jabatan Kedua
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Euforia kemenangan Emmanuel Macron atas tokoh ekstrem-kanan, Marine Le Pen, dalam pilpres Prancis berganti menjadi kekhawatiran perihal menguatnya oposisi politik dan keresahan sosial yang menanti di masa jabatan kedua.

Ketika ribuan pendukungnya menyemuti Menara Eifel untuk merayakan hasil putaran kedua pemilu kepresidenan Prancis, Minggu (23/4), Emmanuel Macron harus mengakui betapa banyak warga yang memberikan suara bukan karena mendukung kebijakan politiknya, melainkan demi menghadang kandidat Fron Nasional, Marine Le Pen.

Sebab itu pula dia berjanji bahwa "era selanjutnya tidak akan sama dengan mandat yang telah lewat, kita akan menemukan cara untuk bekerja sama, demi lima tahun mendatang yang lebih baik,” pekiknya dalam orasi kemenangan, sembari didampingi Ibu Negara, Brigitte Macron.

Kemenangannya akan sia-sia jika Macron gagal menggalang suara mayoritas dalam pemilu legislatif pada bulan Juni mendatang, yang biasanya minim partisipasi.

Tapi kali ini, Marine Le Pen berjanji akan mengonsolidasikan suara pemilih kanan Prancis untuk kembali mencoblos.

Analis meyakini, jika pun mampu menghimpun koalisi mayoritas, Macron masih harus menghadapi kerasnya penolakan warga terhadap rencana reformasinya, terutama niatnya menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 65 tahun. "Bebek lumpuh” Reformasi sistem jaminan hari tua merupakan isu panas di Prancis.

Perolehan suara yang lebih kecil bagi Macron semakin membatasi kemampuannya untuk meloloskan legislasi terkait.

"Dia terpilih karena tidak ada alternatif lain,” kata Christopher Dembik, ekonom di Saxo Bank kepada Reuters.

"Dia berpotensi jadi bebek lumpuh dan berhadapan dengan ketidakpuasan sosial yang tinggi jika dia nekat mereformasi sektor sensitif seperti jaminan pensiun,” imbuhnya.

Baca Juga: 5 Fakta Kemenangan Emmanuel Macron Melawan Le Pen yang Anti-Hijab di Pilpres Prancis

Isu lain yang bisa menjadi rintangan bagi Macron adalah lonjakan harga bahan bakar. Dia berusaha meminimalisir ketidakpuasan warga dengan memberlakukan batas atas harga minyak dan menggelontorkan subsidi bahan bakar sampai setidaknya setelah pemilu. Subsidi minyak tidak akan berlangsung lama lantaran biaya yang tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI