Suara.com - BPBD Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, mengantisipasi erupsi Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda. Ini bertujuan untuk mengurangi risiko kebencanaan.
"Kami selalu menggalakkan siap siaga selama 24 jam," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pandeglang, Lilis Sulistiyati di Pandeglang, Senin (25/4/2022).
Lilis menuturkan aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini menunjukkan peningkatan signifikan sehingga statusnya dinaikkan dari Waspada Level III menjadi Siaga Level II pada 24 April 2022.
Dengan kenaikan status tersebut, nelayan dan warga agar tidak mendekat kawasan Gunung Anak Krakatau karena mengeluarkan lava pijar.
Selain itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah menyampaikan perubahan zona aman menjadi radius lima kilometer dari sebelumnya dua kilometer (km).
"Kami terus memonitor informasi dari BMKG dan PVMBG untuk mengetahui perkembangan peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau, " kata Lilis Sulistiyati.
Baca Juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau Dipastikan Tak Ganggu Penyeberangan Merak-Bakauheni, Ini Penjelasannya
Pesisir pantai Pandeglang kata dia, berhadapan langsung dengan Gunung Anak Krakatau. Jika terjadi letusan dipastikan menimpa warga Carita, Labuan, Panimbang dan Sumur.
Pengalaman itu, kata dia, terjadi pada letusan Gunung Krakatau tahun 1883 dan tsunami pada 2018 hingga mengakibatkan korban jiwa dan ribuan warga mengungsi.
"Kami berharap dengan siap siaga dapat meminimalisasi korban jiwa," katanya. (Antara)