Perang Ukraina: Tentara Rusia Memperkosaku dan Membunuh Suamiku

SiswantoBBC Suara.Com
Senin, 25 April 2022 | 13:30 WIB
Perang Ukraina: Tentara Rusia Memperkosaku dan Membunuh Suamiku
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rusia telah menarik pasukannya dari daerah-daerah sekitar Ibu Kota Ukraina, Kyiv, tetapi mereka juga meninggalkan luka bagi warga yang mungkin tidak akan pernah pulih dari trauma. BBC telah mendengar kesaksian langsung dan menemukan bukti bahwa perempuan-perempuan Ukraina diperkosa oleh tentara Rusia.

Peringatan: Laporan ini memuat rincian kekerasan seksual yang eksplisit

Di suatu lingkungan pedesaan yang tenang 70km sebelah barat Kyiv, kami berbicara dengan Anna, yang berusia 50 tahun. Nama Anna yang sebenarnya kami rahasiakan demi melindungi identitasnya.

Anna memberi tahu kami bahwa pada tanggal 7 Maret dia berada di rumah bersama suaminya ketika seorang tentara asing menerobos masuk.

Baca Juga: Imbas Perang Ukraina, Rusia Vladimir Larang Bos Facebook Mark Zuckerberg Masuk Rusia

"Dengan todongan senjata, dia membawa saya ke sebuah rumah terdekat. Dia memerintahkan saya: 'Buka pakaianmu atau saya akan menembakmu.' Dia terus mengancam akan membunuh saya jika tidak melakukan apa yang dia katakan. Kemudian dia mulai memperkosa saya," katanya.

Baca juga:

Menurut Anna, pelakunya adalah seorang serdadu muda dan kurus asal Chechnya yang bersekutu dengan Rusia.

"Sementara dia memperkosa saya, empat tentara lagi masuk. Saya pikir saya bakalan tamat. Tapi mereka membawanya pergi. Saya tidak pernah melihatnya lagi," ujarnya. Anna yakin dia diselamatkan oleh unit pasukan Rusia lainnya.

Anna lalu kembali ke rumahnya. Sampai di sana, dia melihat suaminya sudah ditembak di perut.

Baca Juga: Puluhan Pasukan Khusus SAS Inggris Dikabarkan Turun Ke Ukraina, Begini Reaksi Rusia

"Dia mencoba mengejar untuk menyelamatkan saya, tetapi dia malah ditembak," katanya. Mereka berdua lalu mencari perlindungan di rumah tetangga.

Mereka tidak bisa membawa suaminya ke rumah sakit karena masih ada pertempuran. Dia meninggal dua hari kemudian.

Anna tidak pernah berhenti menangis saat menceritakan kisahnya itu kepada kami. Dia menunjukkan kepada kami tempat dia dan tetangganya menguburkan suaminya di halaman belakang rumah mereka.

Sebuah salib kayu tinggi berdiri di kepala makam. Anna memberi tahu kami bahwa dia sudah dihubungi rumah sakit setempat dan kini menerima layanan psikologis.

Para prajurit yang menyelamatkan Anna tinggal di rumahnya selama beberapa hari. Dia mengaku mereka mengarahkan senjata kepadanya dan memintanya untuk memberi mereka barang-barang suaminya.

"Ketika mereka pergi, saya menemukan narkoba dan Viagra. Mereka sering mabuk. Kebanyakan dari mereka adalah pembunuh, pemerkosa, dan penjarah. Hanya sedikit yang baik-baik saja," katanya.

Tidak jauh dari rumah Anna, kami mendengar cerita mengerikan lainnya.

Seorang perempuan diduga diperkosa dan dibunuh, dan tetangganya mengatakan kejahatan itu dilakukan oleh pria yang sama yang memperkosa Anna, sebelum dia pergi ke rumah Anna.

Korban berusia 40-an tahun. Dia dibawa keluar dari rumahnya, kata tetangga, dan ditahan di kamar tidur sebuah rumah di dekatnya yang sudah ditinggalkan penghuninya karena mengungsi ketika perang dimulai.

Kamar itu didekorasi dengan baik, dengan wallpaper hiasan dan tempat tidur dengan sandaran kepala emas, dan berubah menjadi tempat kejadian perkara. Ada noda darah besar di kasur dan selimut.

Di sudut, ada cermin yang memiliki catatan tertulis di atasnya dengan lipstik - "Disiksa oleh orang tak dikenal, dikubur oleh tentara Rusia," demikian tulisnya.

Oksana, tetangga korban, memberi tahu kami bahwa mayat itu ditinggalkan di sana oleh tentara Rusia yang menemukan mayat wanita itu dan menguburkannya. "Mereka [tentara Rusia] memberi tahu saya bahwa dia telah diperkosa dan tenggorokannya digorok atau ditikam, dan dia mati kehabisan darah. Mereka mengatakan ada banyak darah."

Korban dimakamkan di taman rumah itu.

Sehari setelah kami kunjungi, polisi menggali makamnya untuk menyelidiki kasus ini. Mayat itu ditemukan tanpa pakaian, dan dengan lehernya yang luka dalam dan panjang.

Andrii Nebytov, kepala polisi wilayah Kyiv, memberi tahu kami tentang kasus lain yang mereka selidiki di sebuah desa 50 km di sebelah barat.

Sebuah keluarga dengan tiga orang - yaitu sepasang suami istri berusia tiga puluhan dan anak mereka yang masih kecil - tinggal di sebuah rumah di pinggir desa.

"Pada 9 Maret, beberapa tentara Rusia memasuki rumah. Sang suami berusaha melindungi istri dan anaknya. Jadi mereka menembaknya di halaman," kata Nebytov.

"Setelah itu, dua tentara berulang kali memperkosa istrinya. Mereka pergi dan kembali lagi. Mereka kembali tiga kali untuk memperkosanya. Mereka mengancam jika dia melawan, mereka akan menyakiti anak laki-lakinya. Untuk melindungi anaknya, dia tidak melawan. "

Ketika para tentara itu pergi, mereka membakar rumah dan menembak anjing-anjing keluarga itu.

Perempuan itu lalu melarikan diri bersama putranya dan kemudian menghubungi polisi. Nebytov mengatakan timnya telah bertemu dengan korban dan merekam kesaksiannya.

Mereka telah mengumpulkan bukti di rumah keluarga itu - hanya puing-puing yang tersisa. Hanya tersisa sedikit tanda-tanda kehidupan yang dulu berlangsung damai namun telah hangus.

Kami melihat sepeda anak-anak, boneka kuda, tali anjing, dan sepatu musim dingin.

Suami korban dimakamkan di taman oleh tetangganya. Polisi kini telah menggali jenazahnya untuk diperiksa. Mereka berencana membawa kasus ini ke pengadilan internasional.

Ombudsman Ukraina untuk hak asasi manusia Lyudmyla Denisova mengatakan mereka mendokumentasikan beberapa kasus seperti itu.

"Sekitar 25 anak perempuan dan perempuan berusia 14 hingga 24 tahun diperkosa secara sistematis selama pendudukan di ruang bawah tanah suatu rumah di Bucha. Sembilan dari mereka hamil," katanya.

"Tentara Rusia mengatakan kepada para korban bahwa mereka akan diperkosa ke titik di mana mereka tidak menginginkan kontak seksual dengan pria mana pun, untuk mencegah mereka memiliki anak-anak Ukraina."

Dia mengatakan mereka menerima beberapa panggilan telepon di saluran bantuan dukungan - dan juga mendapatkan informasi melalui aplikasi Telegram.

"Seorang perempuan 25 tahun menelepon untuk memberi tahu kami bahwa saudara perempuannya yang berusia 16 tahun diperkosa di jalanan, di depannya. Dia mengatakan mereka berteriak 'Ini akan terjadi pada setiap pelacur Nazi' saat mereka memperkosa saudara perempuannya," kata Denisova.

Kami bertanya apakah mungkin untuk menilai skala kejahatan seksual yang dilakukan oleh pasukan Rusia selama masa pendudukan.

"Tidak mungkin untuk saat ini karena tidak semua orang mau memberi tahu kami apa yang terjadi pada mereka. Mayoritas dari mereka saat ini meminta dukungan psikologis, jadi kami tidak dapat mencatat itu sebagai kejahatan kecuali mereka memberikan kesaksian kepada kami," kata Denisova.

Dia mengatakan Ukraina ingin pengadilan khusus yang dibentuk oleh PBB untuk mengadili Vladimir Putin secara pribadi atas tuduhan kejahatan perang termasuk pemerkosaan.

"Saya ingin bertanya kepada Putin, mengapa ini terjadi?" kata Anna, perempuan yang memberi tahu kami bahwa dia diperkosa. "Saya tidak mengerti. Kita tidak hidup di Zaman Batu, mengapa dia tidak bisa berunding? Mengapa dia menginvasi dan membunuh?"

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI