Perang Ukraina: Apakah Rusia Sengaja Mengincar Warga Sipil?

SiswantoBBC Suara.Com
Sabtu, 23 April 2022 | 10:47 WIB
Perang Ukraina: Apakah Rusia Sengaja Mengincar Warga Sipil?
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Telah muncul seruan-seruan untuk penyelidikan sesegera mungkin atas tuduhan kejahatan perang di wilayah-wilayah Ukraina yang sebelumnya dikuasai pasukan Rusia usai adanya rekaman mengejutkan yang menunjukkan pembunuhan warga-warga sipil.

Tetapi ada pertanyaan lagi mengenai apakah serangan-serangan Rusia yang telah meluas terhadap sasaran-sasaran sipil sama dengan kejahatan perang.

Kami telah menyaksikan serangkaian serangan di satu kota - Chernihiv - untuk melihat apakah insiden itu serupa dengan taktik Rusia di seluruh Ukraina.

Laporan berikut berisi beberapa detail yang bisa menggugah emosi.

Baca Juga: Pengalaman Keluarga Rusia di Bonn Menampung Pengungsi dari Ukraina

1: Mengincar langsung warga sipil

"Mereka menembaki kami dengan segala yang mereka punya," kata Diana, 20. Dalam beberapa menit setelah bertemu dengan tank Rusia, separuh keluarganya tewas.

Diana, ibunya Irina, pasangannya Sasha, dan adik laki-lakinya Maxim berupaya menyelamatkan diri dari Chernihiv pada 9 Maret setelah berminggu-minggu pengeboman. Mereka memiliki satu tujuan sederhana: mencari selamat di bagian barat negara itu, di mana para kerabat sedang menunggu mereka.

Baca juga:

Tetapi dalam beberapa menit setelah meninggalkan kota menuju selatan, mereka terjerumus ke dalam bahaya.

Saat mobil Volkswagen Golf mereka melewati desa Kolychivka, Sasha melihat tank-tank Rusia di depan. Salah satunya langsung menembaki mereka.

Baca Juga: Polandia Serahkan "Pusat Spionase" Rusia di Warsawa untuk Ukraina

Kakinya langsung injak pedal gas sedalam mungkin, berharap segera melalui zona bahaya - dan kemudian mobilnya mogok.

Mereka terus ditembaki, dan Sasha berteriak agar mereka semua keluar - tetapi Maxim yang berusia 15 tahun kena tembak. Ada lubang di dadanya dan darah keluar dari mulutnya.

Diana, Sasha, dan Irina merangkak ke semak-semak - tetapi para tentara mendekat, berteriak satu sama lain, menanyakan di mana keluarga itu bersembunyi. Muntahan peluru pecah ke arah mereka.

Kaki Diana luka parah. Sasha mencoba membalutnya, tetapi kemudian ketika dia berbalik untuk membantu Irina, pemandangannya kian mengerikan.

"Irina membuka jaketnya dan kami menyadari bahwa tidak ada yang perlu dibalut," kata Diana kepada BBC News. "Sebagian perut dan ususnya telah tertembak."

Mereka mendengar lebih banyak tembakan dan Diana menoleh ke Sasha, percaya ini adalah saat-saat terakhir mereka.

"Kami punya waktu untuk berkata kami saling mencintai," katanya. "Saya bertanya pada Sasha, 'Apakah kita akan mati di sini?' Dia berkata, mungkin."

"Ibuku merangkak bersama kami sebisa mungkin. Aku terus berbalik dan berkata: 'Bu, merangkaklah, tolong, tolong!' Dia berkata: 'Ya, ya'. Dan kemudian dia berbaring. Dia meninggal di sana."

Diana terus merangkak, mengikuti Sasha saat dia membuka jalan untuknya melalui semak-semak. Mereka melewati ladang yang terbakar dan melewati hutan.

Diana dan Sasha selamat dan perempuan itu berhasil sampai ke rumah sakit. Dia kehilangan empat jari dari kaki kirinya.

Diana tidak ragu bahwa para penyerang mereka adalah tentara Rusia karena aksen, seragam, dan simbol "Z" mereka yang dibubuhkan di salah satu tank.

Tim verifikasi BBC tidak menemukan bukti adanya target militer yang sah di dekat lokasi serangan yang melukai Diana.


Serangan atas warga sipil di dalam mobil di tempat-tempat lain

  • Otoritas regional mengatakan sedikitnya 25 warga sipil, termasuk enam anak-anak, tewas dalam serangan terhadap mobil yang mencoba melarikan diri dari Chernihiv atau diserang di tempat umum sejak awal konflik.
  • Rekaman video dari pesawat tak berawak Ukraina di wilayah Kyiv menunjukkan pembunuhan seorang pria yang mengangkat tangannya ke udara saat dia keluar dari mobil. Istrinya ditembak mati di dalam kendaraan.
  • Di wilayah Kherson, Ukraina selatan, sebuah keluarga yang terdiri dari lima orang dibunuh oleh tentara Rusia di sebuah pos pemeriksaan, menurut kerabat korban.

2. Memutus pasokan air

Air adalah kebutuhan paling dasar bagi manusia dan ada bukti Rusia sengaja menargetkan sarana pasokan air di Chernihiv.

Suatu stasiun pompa air di pinggir kota itu dibombardir pada 14 Maret lalu.

Serangan itu merusak tempat penampungan air dan ruang kendali, menurut kepala perusahaan air di Chernihiv, Serhiy Malyavko.

Dia juga mengatakan seorang pekerja di pabrik itu bersama tiga anggota keluarganya tewas. Keluarga itu berlindung di sana setelah rumah mereka dihancurkan oleh penembakan artileri.

Citra satelit menunjukkan kerusakan fasilitas itu, yang dideteksi oleh pengguna Twitter @obretix di kawasan hutan yang jauh dari bangunan-bangunan lain.

Foto yang dirilis oleh perusahaan air itu menunjukkan tangki penampungan yang rusak parah dengan kawah-kawah kecil di sekitarnya. Lubang-lubang pecahan peluru artileri juga merusak gedung-gedung di tempat itu.

Urutan kawah-kawah ledakan yang terlihat dalam citra satelit menunjukkan serangan yang diluncurkan dari darat, kata Zwijnenburg, seorang peneliti senjata asal Belanda.

"Dampak pecahan peluru dan arah ledakan tampaknya menunjukkan rudal ditembakkan dari barat fasilitas air," tambahnya. [Yang] sesuai dengan keberadaan gerakan pasukan Rusia yang terletak di barat, menurut data publik di lokasi mereka."

Tanpa akses ke situs itu sendiri, para ahli yang kami ajak bicara mengatakan sulit menentukan tipe senjata yang digunakan. Maka kerusakan itu bisa juga disebabkan oleh tembakan senjata berat atau mortir.

Kepala perusahaan air bersih setempat mengatakan situs itu diserang tiga hari berturut-turut.

"Tidak ada target militer di sini, saya yakin 100% bahwa pasukan Rusia telah menghancurkan infrastruktur kota sehingga tidak akan ada gas, listrik, atau pasokan air di kota," kata Malyavko kepada BBC News.

Malyavko mengatakan dua fasilitas lainnya juga hancur, yang telah memutus aliran air ke sebagian besar penduduk kota itu.

Aturan perang melarang serangan terencana terhadap target yang sangat diperlukan untuk kehidupan warga sipil, seperti pasokan air.

"Ini dilakukan untuk membuat panik penduduk," kata Malyavko. "Dan Rusia mungkin berharap jika ada bencana kemanusiaan, pemerintah setempat akan setuju untuk memulai negosiasi - dan kota itu akan menyerah."


Serangan atas fasilitas air bersih di tempat lain

  • Dewan kota Mariupol mengatakan pasukan Rusia sengaja menargetkan stasiun pompa dan pipa air utama dari tempat penampungan.
  • Pemerintah Ukraina telah melaporkan kerusakan parah pada beberapa fasilitas pengolahan air bersih dan instalasi pengolahan limbah di seluruh negeri.

3. Menolak bertanggungjawab

Saat itu pagi hari tanggal 16 Maret, jurnalis Ukraina Alina Klimenko mendapat berita tentang pengiriman roti yang sangat dibutuhkan penduduk kota. Ayahnya, Vitalii, berlari untuk bergabung dalam antrean.

Tetapi beberapa saat kemudian dia pindah ketika sebuah rumah di dekatnya terbakar. Para warga yang lain, yang kini sudah terbiasa dengan suara-suara tembakan artileri di kota, tetap mengantre.

Namun barisan antrean itu juga kena tembak.

Alina berlari keluar untuk memfilmkan dampak serangan itu dan rekamannya menunjukkan mayat-mayat bergeletakan, dan sebuah ambulans ngebut ke tempat kejadian.

Sedikitnya 14 warga sipil tewas, menurut pihak berwenang Ukraina.

Kami telah mengkonfirmasi keaslian video Alina itu yang berlokasi di area perumahan kota tersebut.

Ayah Alina, yang berlatar belakang militer, mengatakan bahwa tembakan artileri itu berasal dari timur laut, konsisten dengan serangan yang diluncurkan oleh militer Rusia yang beroperasi beberapa kilometer di utara Chernihiv, menurut tim pemetaan di Institute for the Study of War (ISW).

Pakar senjata Mark Cancian melihat penelitian BBC itu. Dia mengatakan kerusakan itu konsisten dengan dampak rudal dengan jangkau hingga 30 km.

Sebuah citra satelit pada 16 Maret menunjukkan pasukan Rusia dengan persenjataan semacam ini berada 14 km dari timur laut kota.

Kedutaan Besar AS di Kyiv awalnya melaporkan bahwa pasukan Rusia di kota itu telah menembak mati warga-warga sipil.

Ini dengan cepat dibantah oleh Moskow yang mengatakan tidak ada tentara Rusia yang ada di kota itu dan peristiwa tersebut telah direkayasa, atau bahwa mereka yang tewas adalah korban "nasionalis Ukraina".

Ada beberapa contoh bantahan semacam ini dari pemerintah Rusia.


Bantahan Rusia atas peristiwa di tempat-tempat lain

  • Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengklaim bahwa rekaman video mayat-mayat di Bucha 'merupakan manipulasi' setelah pasukan Rusia mundur. Gambar-gambar dari satelit bertolakbelakang dengan klaim itu dan BBC berhasil membantah klaim-klaim lainnya yang dibuat pejabat Rusia.
  • Kedutaan Besar Rusia di London secara keliru mengklaim bahwa pemboman sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol pada bulan Maret adalah rekayasa. BBC menemukan bukti untuk membantah klaim mereka.
  • Diperkirakan 300 orang tewas dalam serangan terhadap gedung teater yang melindungi warga sipil di Mariupol. Rusia telah membantah melakukan serangan itu, yang telah dikecam secara luas.

Apakah bisa jadi bukti kejahatan perang?

Faktor penting dalam penuntutan atas kejahatan perang adalah memperoleh bukti yang jelas atas niat yang disengaja untuk menargetkan warga-warga sipil.

Sejumlah gambar dan pernyataan saksi mata dapat menjadi titik awal, kata Prof Whiting, mantan koordinator investigasi di Pengadilan Kriminal Internasional.

Tetapi tim penyelidik kemudian perlu menangani serangkaian pertanyaan dasar berikut:

  • Apakah ada cara target-target itu bisa dianggap sebagai militer?
  • Apakah ada sasaran militer di daerah itu?
  • Mungkinkah penargetan itu didasarkan pada intelijen yang salah atau bahkan hingga kesalahan senjata?

Sepanjang konflik, dinas intelijen Ukraina mengungkapkan hasil tangkapan komunikasi yang diduga dilakukan antar-pasukan Rusia.

Salah satunya, seorang pria dengan aksen Rusia terdengar diperintahkan untuk menembak sebuah mobil sipil.

Keaslian percakapan ini belum diverifikasi oleh BBC.

Tetapi dengan membangun gambaran pola perilaku yang konsisten, penuntutan atas kasus itu menjadi lebih kuat.

Sareta Ashraph, ahli hukum hak asasi manusia, mengatakan para penyelidik akan menyelidiki pola-pola modus tersebut di seluruh Ukraina - apakah fasilitas air, rumah sakit atau supermarket telah diserang secara rutin, untuk membangun sebuah gambaran strategi militer.

"Ini dapat menunjukkan bukti penargetan yang disengaja, di mana tujuannya adalah untuk membuat penduduk sipil bertekuk lutut menjadi lebih jelas," katanya.

Saat perang masih berlanjut, Ashraph mengatakan dia teringat taktik Rusia dalam konflik sebelumnya di tempat lain.

"Menurut saya, tindakan Rusia di Ukraina memiliki pengulangan yang suram dari tindakannya di Suriah."

Kami telah menghubungi kementerian pertahanan Rusia tentang semua kasus yang didokumentasikan dalam artikel ini. Namun kami belum menerima tanggapan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI