Suara.com - Pemprov DKI Jakarta meluncurkan Digitalisasi Pengelolaan Sampah di DKI Jakarta. Program ini bertujuan sebagai upaya untuk melacak pengangkutan sampah secara realtime dan mendorong gerakan memilah sampah kepada masyarakat sekaligus memberikan keuntungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Asep Kuswanto, mengatakan digitalisasi pengelolaan sampah menggunakan aplikasi bernama Kaktus. Lalu, masyarakat diminta melakukan pemilahan sampah organik dan non-organik dari rumah masing-masing.
Setelah itu, menggunakan aplikasi Kaktus juga, masyarakat bisa memanggil petugas untuk menjemput sampah yang telah dipilah.
"Jadi warga melakukan pilah sampah, kemudian mereka membuka aplikasinya (kaktus) untuk dijemput sampahnya. nah setelah dijemput sampahnya, mereka akan mendapatkan satu poin reward," ujar Asep di acara peluncuran digitalisasi pengelolaan sampah di m-bloc, Jakarta Selatan, Jumat (22/4/2022).
Baca Juga: Bikin Iri, Viral Ibu Kos Berbagi Makanan Gratis dari Restoran Cepat Saji untuk Sahur
Setelah mendapatkan poin di aplikasi itu, masyarakat bisa menukarkannya ke merchant atau toko. Poin yang ditukar bisa dapat berbagai barang termasuk makanan hingga kopi.
"Poin reward itu bisa ditukarkan baik itu misalnya kita kerja sama dengan pelaku restoran atau kafe, jadi satu kopi misalnya bisa ditukarkan dengan sekian poin. Jadi warga tinggal menukarkan poin tersebut kemudian ditukarkan dengan produknya," katanya.
Asep mengatakan saat ini pihaknya sudah bekerjasama dengan sekirat 2.500 merchant untuk bisa menukarkan koin tersebut.
"Dan kita berharap nanti di bulan Juni ada 4500-an merchant yang bisa warga tukarkan poin tersebut," ucapnya.
Selain untuk mendapatkan poin, aplikasi itu juga bisa dipakai untuk memantau sampah yang dikelola. Terdapat sejumlah QR code yang sudah dipasang di gerobak sampah, TPS, hingga ke pengelola sampah untuk didaurulang seperti peternak maggot.
Baca Juga: Viral Wanita Hendak Berbagi Makanan Gratis, Makin Unik dengan Ajak Iron Man Berpartisipasi
"Maggotnya itu jadi pakan ternak, ayam, listrik di QR code lagi. Jadi memang semuanya akan terecord. Warga jadi tahu sampah saya jadi apa dan larinya ke mana," tuturnya.
Untuk saat ini, program digitalisasi sampah sudah dilakukan uji coba di Kecamatan Tebet dan Pesanggrahan. Selanjutnya akan diperlebar ke seluruh wilayah Jakarta Selatan.
"Setelah Jakarta Selatan selesai di bulan Juni kita akan masuk ke seluruh Jakarta. insyaallah per Juli penetrasi ke seluruh wilayah Jakarta," kata Asep.
Dalam acara ini, DKI Jakarta bekerja sama dengan Kaktus App sebagai bagian dari program digitalisasi pengelolaan sampah, juga mengundang mitra yang membuka pameran yang diikuti oleh 101 mitra biokonversi BSF Maggot, 10 asosiasi kolaborator yang menunjukkan transformasi pengelolaan sampah, dan booth transportasi green energy.
Founder Kaktus Indonesia, Arya Primanda mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Dinas Lingkungan Hidup Jakarta terutama Pemerintah Kota Jakarta Selatan yang mau bertransformasi dan bersedia melibatkan Kaktus serta mendukung perubahan berkolaborasi dengan Kaktus.
"Kolaborasi ini mewujudkan program-program Kaktus sesuai dengan milestone mewujudkan ekosistem hijau dengan pemanfaatan teknologi dalam mengelola sampah di DKI Jakarta," pungkasnya.