Suara.com - Jepang akan gelar lelang untuk menjual 4,8 juta barel cadangan minyak nasional pada 10 Mei 2022. Berkoordinasi dengan Badan Energi Internasional (IEA), langkah ini diambil sebagai upaya untuk menghambat lonjakan harga.
Jepang akan mengadakan lelang pada 10 Mei mendatang untuk menjual 760.000 kiloliter atau 4,8 juta barel cadangan minyak nasional, sebagai bagian dari pelepasan yang dikoordinasikan oleh Badan Energi Internasional (IEA) untuk menghambat kenaikan harga, kata Kementerian Perindustrian pada Jumat (22/04).
Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan pada awal bulan ini bahwa Jepang akan melepaskan 15 juta barel minyak dari cadangan nasionalnya sebagai bagian dari putaran kedua pelepasan terkoordinasi yang dipimpin IEA. Pada pekan lalu Kementerian Perindustrian mengatakan, enam juta barel dari jumlah keseluruhan berasal dari cadangan swasta dan sembilan juta barel dari cadangan negara.
Jepang memiliki sekitar 470 juta barel cadangan minyak bumi pada akhir Januari, atau sekitar 236 hari jumlah konsumsi domestik, yang terdiri dari cadangan negara, cadangan swasta yang dipegang oleh tangki penyulingan lokal, dan skema penyimpanan minyak mentah bersama dengan negara-negara produsen.
Baca Juga: Uni Eropa Larang Impor ke Rusia, Harga Minyak Dunia Melesat Tinggi
Sebagai langkah awal pelepasan cadangan negara, Jepang akan menjual sekitar 160.000 kiloliter atau satu juta barel minyak mentah dari tangki Kiire, 280.000 kiloliter atau 1,8 juta barel dari tangki Shirashima, dan sekitar 320.000 kiloliter atau dua juta barel dari Kamigoto, yang semuanya berada di Jepang selatan.
Pasokan dari Kiire dan Shirashima akan tersedia bagi penawar lelang yang menang pada 20 Juni atau sesudahnya, dan minyak mentah dari Kamigoto akan tersedia pada 11 Agustus atau sesudahnya.
Seorang pejabat di kementerian mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah akan membuat rencana untuk melepaskan sisa 4,2 juta barel dari cadangan negara sesegera mungkin. Keputusan ini nantinya akan menjadi pertimbangan apakah Jepang akan membeli kembali minyak untuk mengisi cadangan setelah enam bulan berdasarkan berbagai faktor termasuk pandangan IEA, krisis Ukraina, dan harga minyak global, kata pejabat tersebut. yas/ha (Reuters)