Suara.com - Ada malan dzikir untuk itikaf di 10 hari terakhir Ramadhan untuk mendapatkan malam lailatul qadar. Dzikir ini salah satu hal penting untuk melengkapi ibadah.
Dalam 10 hari terakhir Ramadhan, zikir sangat dianjurkan karena dapat mendekatkan kita kepada Allah.
Dikutip dari AyoCirebon, dzikir adalah kunci pembuka penyatuan seorang hamba dan Allah.
Karena itu bacaan zikir 10 hari terakhir Ramadhan perlu diamalkan untuk meraih kenikmatan ibadah, mengais keberkahan Ramadhan serta Lailatul Qadar.
Baca Juga: 4 Manfaat Itikaf 10 Hari Terakhir Ramadhan selain Mendapat Malam Lailatul Qadar
Untuk diketahui, 10 hari terakhir Ramadhan merupakan hari yang penuh keutamaan. Pada rentang 10 hari terakhir Ramadhan, Allah SWT menganugerahkan kepada manusia malam Lailatul Qadar.
Dalam kitab al-Adzkar Imam an-Nawawi berkata, “Ketahuilah bahwa keutamaan zikir tidak terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan semacamnya. Bahkan setiap orang yang berbuat ketaatan kepada Allah SWT, maka dia berzikir kepada Allah SWT, demikianlah yang dikatakan sahabat Sa'id bin Jubair radhiyallahu 'anhu dan para ulama lainnya.”
Dari keterangan tersebut diketahui bahwa zikir bukanlah sekadar aktivitas yang terbatas pada tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan semacamnya. Imam an-Nawawi menyiratkan bahwa makna zikir dapat diartikan juga sebagai bentuk ketaatan seseorang terhadap Allah SWT.
Dalam QS al-Ahzab: 35, Allah SWT berfirman:
“Laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir kepada Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Baca Juga: Cara Perempuan Haid Beribadah di 10 Hari Terakhir Ramadhan 2022
Bacaan-bacaan zikir sangat banyak jumlahnya.
Bacaan zikir umumnya dilantunkan setelah shalat. Bacaan zikir ini dapat juga diamalkan dalam waktu setelah shalat di 10 hari terakhir Ramadhan.
Seperti sudah disinggung, bacaan zikir terdiri dari tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan semacamnya.
Namun, bacaan zikir yang paling baik dan paling utama adalah tahlil, Lâ ilâha illa-Llâh.
Seturut hadits berikut ini:
"Dari Abu Dzarr radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku bertanya: Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku ilmu yang mendekatkan aku ke surga dan menjauhkan aku dari neraka. Beliau bersabda: “Jika engkau mengerjakan keburukan, maka lakukanlah kebaikan, karena satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kebaikan.” Aku bertanya: Wahai Rasulullah, apakah Lâ ilâha illa-Llâh termasuk kebaikan? Beliau bersabda: “Lâ ilâha illa-Llâh adalah sebaik-baik kebaikan” (HR. Ibnu Abi Syaibah).