Bagaimana Hukum dan Sejarah Ziarah Kubur Idul Fitri? Berikut Penjelasan Buya Yahya

Rifan Aditya Suara.Com
Jum'at, 22 April 2022 | 10:26 WIB
Bagaimana Hukum dan Sejarah Ziarah Kubur Idul Fitri? Berikut Penjelasan Buya Yahya
Bagaimana Hukum dan Sejarah Ziarah Kubur Idul Fitri? Berikut Penjelasan Buya Yahya - Warga menaburkan bunga saat ziarah kubur di TPU Padurenan, Mustikajaya, Kota Bekasi, Minggu (04/04/21). [Suara.com/Dian Latifah]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang Lebaran, banyak orang yang melakukan ziarah kubur ke makam keluarga. Lalu bagaimana hukum dan sejarah ziarah kubur Idul Fitri?

Pengasuh Pondok Pessantren Al-Bahjah, Buya Yahya menjelasan tentang sejarah ziarah kubur Idul Fitri dan hukumnya. Penjelasan Buya Yahya ini disampaikan melalui channel Youtube  Al-Bahjah TV.

"Ziarah kubur adalah semula dilarang oleh Nabi dan akhirnya dianjurkan, maka ziarah kubur adalah sunnah," kata Buya Yahya.

Menurut Buya Yahya ziarah kubur tujuan utamanya adalah mendoakan orang yang sudah meninggal. Namun tujuan lainnya juga sebagai pengingat pada yang masih hidup tentang kematian dan akhirat.

Baca Juga: 4 Tips Bagi-bagi THR pada Anak-Anak di Hari Raya, Jangan Bangkrut!

Dalam ziarah kubur, ada beberapa adab yang hendaknya dilakukan karena termasuk dalam tata krama berziarah.

"Di saat mengucapkan salam dihimbau untuk menghadap kepada wajah yang meninggal dunia," kata Buya Yahya.

Maksudnya, posisi yang berziarah seolah menghadap ke wajah yang didoakan ketika mengucapkan salam. Kemudian saat berdoa, adabnya adalah menghadap ke kiblat atau berbalik dari posisi awal ketika mengucap salam.

"Setelah itu doa-doa semuanya sebisa mungkin menghadap ke kiblat, sebisa mungkin. Tapi kalau tempatnya berdesakan menghadap ke mana saja Allah maha tahu sebab kiblatnya doa adalah atas," tutur Buya Yahya.

Di akhir penjelasan, ia mengatakan jika makam itu tak memungkinkan untuk melakukan 2 adab di atas maka doa boleh dilakukan di mana saja.

Baca Juga: Industri Rumahan Mukena di Banjar Banjir Pesanan Setelah Dua Tahun Gigit Jari

Sejarah Ziarah Kubur Idul Fitri

Menurut NU Online, pada masa awal-awal Islam, Rasulullah SAW sempat melarang umat Islam melakukan ziarah kubur untuk menjaga akidah agar tak menjadi penyembah kuburan. 

Setelah akidah umat Islam kuat dan tak ada kekhawatian berbuat syirik, Rasulullah SAW memperbolehkan sahabatnya melakukan ziarah kubur, karena hal ini bisa membantu umat Islam untuk mengingat kematian.

Buraidah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Saya pernah melarang kamu berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang, berziarahlah! Karena perbuatan itu dapat mengingatkan kamu kepada akhirat.” (HR. At-Tirmidzi)

Kesimpulannya, ziarah kubur dianjurkan dalam Islam baik bagi laki-laki maupun perempuan dan manfaat sangat besar. 

Bagi orang yang telah meninggal, ziarah kubur membuat mereka menerima hadiah pahala bacaan Al-Qur’an, sedangkan bagi yang berziarah bisa mengingatkan manusia akan kematian.

Demikian penjelasan tentang hukum dan sejarah ziarah kubur Idul Fitri. Semoga informasi ini bermanfaat bagi umat muslim sekalian.

Kontributor : Rima Suliastini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI