Bupati Mojokerto: Peringati Hari Kartini Tidak Hanya Sebatas Pakai Kebaya

Kamis, 21 April 2022 | 16:25 WIB
Bupati Mojokerto: Peringati Hari Kartini Tidak Hanya Sebatas Pakai Kebaya
Bupati Mojokerto, Ikfina di Peringatan Hari Kartini 2022. [SuaraJatim/Zen Arifin]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari Kartini diperingati setiap 21 April untuk mengenang pahlawan Indonesia Raden Ajeng (RA) Kartini. Tahun ini, Hari Kartini jatuh pada Kamis (21/4/2022). Biasanya, sejumlah Pemerintah Daerah akan mengadakan acara khusus, salah satunya yang dilakukan oleh Pemda Monokerto.

Saat apel pagi bersama di halaman Pemkab Mojokerto, terdapat pemandangan yang berbeda dari hari biasanya. Di mana, seluruh pegawai perempuan nampak mengenakan pakaian kebaya, sementara pegawai pria mengenakan pakaian khas jawa.

Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati mengatakan, memperingati hari lahir RA Kartini tak cukup hanya mengenakan kebaya dan upacara. Namun seluruh perempuan di Mojokerto juga bisa memetik makna dari perjuangan RA Kartini.

"Terimakasih Bapak-bapak Kepala Perangkat Daerah juga menunjukkan dukungan yang luar biasa dengan kesediaan mengenakan pakaian adat pada apel pagi hari ini, terimakasih," kata Ikfina dalam sambutannya, Kamis (21/4/2022).

Baca Juga: Inspiratif, 4 Makna Perjuangan RA Kartini untuk Para Perempuan Masa Kini

Bupati Ikfina Fahmawati usai melakukan apel peringatan hari Kartini.[SuaraJatim/Zen Arifin].
Bupati Ikfina Fahmawati usai melakukan apel peringatan hari Kartini.[SuaraJatim/Zen Arifin].

Seperti pesan RA Kartini dalam bukunya berjudul 'Habis Gelap Terbitlah Terang'. Dimana salah satu kutipan di dalamnya berisi pesan khusus kepada kaum wanita untuk berpikiran positif dan terus berjuang melawan ketidakadilan.

"Selain itu juga menanamkan dalam diri kita, bahwa kaum wanita mampu mengalahkan rasa lelah berat dan takut yang berada dalam diri kita, yakin bahwa kita bisa," ucap Ikfina.

Bupati perempuan pertama di Mojokerto ini menyorot kondisi kesetaraan gender di Indonesia. Utamanya masih rendahnya keterlibatan perempuan dalam aktivitas publik dan politik.

"Rendahnya angka keterwakilan perempuan dalam birokrasi atau parlemen, maka akan berpengaruh terhadap penentuan kebijakan terkait kesetaraan gender sehingga belum mampu merespon masalah utama yang dihadapi oleh perempuan," ungkap Ikfina.

Di lain sisi, persoalan yang menjadi perempuan sebagai korban juga masih seringkali terjadi. Untuk itu, banyak hal yang masih perlu diperjuangkan dengan meneladani sikap dan perjungan RA Kartini.

Baca Juga: Memperingati Hari Kartini, Ini Rekomendasi 9 Caption yang Bisa Digunakan!

"Maka dari itu, peran perempuan khususnya kita yang saat ini diberikan amanat sebagai abdi negara dan abdi masyarakat sangat dibutuhkan untuk bisa menjawab dan memberikan solusi atas isu-isu tersebut bagi masyarakat Kabupaten Mojokerto," katanya.

Ikfina berharap, apa yang menjadi cita-cita RA Kartini bisa diwujudkan kaum perempuan saat ini. Termasuk juga para wanita yang menjadi aparatur sipil negara (ASN), utamanya di lingkup Pemkab Mojokerto.

"Salah satunya dengan meningkatkan kualitas diri menjadi pribadi ASN yang berpendidikan, berkelas dan berkualitas serta menunjukkan integritas, profesionalitas mengabdi untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Mojokerto," tukas Ikfina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI