Debat dengan Kaharuddin BEM SI Soal Kebebasan Era Orba vs Jokowi, Teddy Gusnaidi Geram: Anak-anak Ini Nggak Punya Ilmu

Rabu, 20 April 2022 | 18:20 WIB
Debat dengan Kaharuddin BEM SI Soal Kebebasan Era Orba vs Jokowi, Teddy Gusnaidi Geram: Anak-anak Ini Nggak Punya Ilmu
Mantan Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi di ILC TV One (Screenshot Youtube Indonesia Lawyers Club)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Belakangan ini sosok Ketua BEM SI, Kaharuddin, menjadi sorotan publik. Pasalnya Kaharuddin membandingkan perihal kebebasan berbicara di era Orde Baru dengan masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Kaharuddin sebenarnya telah mengklarifikasi ucapan tersebut. Namun baru-baru ini pendapatnya mengenai kebebasan berpendapat di era pemerintahan Jokowi kembali dibahas, termasuk di agenda Catatan Demokrasi tvOne.

Kaharuddin dipertemukan dengan pegiat media sosial Teddy Gusnaidi di acara tersebut dan sempat terlibat cekcok. Bahkan Teddy terang-terangan menyebut sang lawan bicara sebagai pihak yang tidak punya ilmu.

Hal ini bermula dari Kaharuddin yang mengklarifikasi kembali pernyataannya. "Saya sampaikan klarifikasi sebagaimana benar-benar waktu itu. Pada Orde Baru itu kita tidak punya kebebasan tapi memperoleh kesejahteraan," jelas Kaharuddin, dikutip Suara.com dari YouTube tvOneNews, Rabu (20/4/2022).

Baca Juga: Viral Gegara Sebut Orba Lebih Bebas, Koordinator BEM SI Kaharuddin Beri Koreksi Begini

Sebut Bebas Berpendapat di Orba, Koordinator BEM SI Diminta Belajar dari Mahasiswa 98 (YouTube/metrotvnews)
Sebut Bebas Berpendapat di Orba, Koordinator BEM SI Diminta Belajar dari Mahasiswa 98 (YouTube/metrotvnews)

Kaharuddin lantas menyoroti perihal kesejahteraan bahkan sampai catatan utang pemerintah Indonesia. Beberapa kali Teddy terlihat sulit menerima argumentasi Kaharuddin hingga langsung menyela sang mahasiswa.

Puncaknya, Teddy mendesak Kaharuddin untuk mengungkap contoh-contoh intimidasi yang diterima pihak BEM hingga memicu pemikiran untuk membandingkan kebebasan di era pemerintahan Jokowi dengan Orde Baru.

"Soal kebebasan, apakah Anda merasakan kebebasan terganggu nggak? Apakah Anda selama ini diintimidasi oleh rezim ini? Karena Anda membandingkan dengan rezim sebelumnya, rezim Orde Baru," ujar Teddy.

"(Di rezim Orde Baru) kita sudah merasakan bagaimana kita diintimidasi," sambungnya. "Nah pertanyaannya, apakah Anda diintimidasi di rezim ini?'

Tak langsung menjawab gamblang, Kaharuddin memilih menyampaikan terlebih dahulu sejumlah contoh dugaan intimidasi menurutnya. Termasuk keterlibatan Jokowi dalam pemilihan rektor universitas.

Baca Juga: Siapa Saja Anggota BEM SI? Aliansi Mahasiswa dari Sumatera hingga Papua

Teddy pun menanggapi balasan Kaharuddin ini dengan lebih emosional. Bahkan terang-terangan Teddy menyebut Kaharuddin tidak mempunyai cukup ilmu pegangan untuk menyinggung soal kebebasan berpendapat.

"Makanya saya bilang, anak-anak ini nggak punya ilmu. Makanya saya bilang, Anda ini bukan keseleo, tapi Anda itu tidak memiliki dasar, tidak memiliki ilmu sama sekali," tegas Teddy.

Teddy Gusnaidi berdebat panas dengan Kaharuddin BEM SI soal kebebasan berpendapat di era Orde Baru dan masa pemerintahan Jokowi. (YouTube/tvOneNews)
Teddy Gusnaidi berdebat panas dengan Kaharuddin BEM SI soal kebebasan berpendapat di era Orde Baru dan masa pemerintahan Jokowi. (YouTube/tvOneNews)

Kembali Teddy menekankan apakah Kaharuddin atau BEM menerima tekanan kebebasan berpendapat. Mahasiswa Universitas Riau itu lantas mengungkap beberapa contoh, seperti pengurus BEM yang belum mendapatkan Surat Keputusan dari rektor.

"(Atau) bagaimana surat pemanggilan (dari pihak rektor ke BEM) waktu melakukan aksi," lanjut Kaharuddin. "Itu kan kita tidak membedakan antara Orde Baru dan orde sekarang."

Kaharuddin hanya berharap, sulitnya berpendapat yang dialami di era-era sebelumnya jangan sampai kembali terjadi di periode pemerintahan sekarang.

"Itu jadi pembelajaran bagaimana hari ini. Tidak ada yang menyampaikan bahwa hari ini lebih buruk dari Orde Baru. Tapi hari ini saya sampaikan, kita jangan seperti mundur," pungkasnya.

Video debat selengkapnya dapat disaksikan di sini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI