Suara.com - Dengan sekitar 60% suara suara dihitung, Ramos-Horta memimpin dengan sekitar 62% suara, sementara presiden saat ini Lu Olo Guterres mengumpukan 38% suara, menurut data badan administrasi pemilu STAE.
Jose Ramos-Horta memimpin perolehan suara di pemilihan presiden putaran kedua di Timor Leste, demikian menurut hasil awal penghitungan pada hari Rabu (20/4).
Para pemilih Timor Leste yang berpenduduk 1,3 juta jiwa pada Selasa (19/4) memberikan suaranya untuk memilih antara Ramos-Horta dan mantan pejuang gerilya Presiden Francisco "Lu Olo" Guterres.
Ramos-Horta memimpin cukup jauh dengan 61.72%, sementara Lu Olo mengumpulkan 38,28% suara, menurut data dari badan administrasi pemilihan negara STAE.
Setelah bertahun-tahun ketegangan politik antara partai-partai besar di Timor Leste, pemilihan ini dipandang penting bagi stabilitas negara.
Ramos-Horta sebelumnya menyatakan, dia dapat menggunakan kekuasaan presiden untuk membubarkan parlemen dan menyerukan pemilihan umum lebih cepat dari tahun depan menurut jadwal saat ini.
Horta akan bubarkan parlemen?
Ramos-Horta, 72 tahun, adalah salah satu tokoh politik paling terkenal di Timor Leste di samping Xanana Gusmao.
Dia sudah pernah menjabat sebagai Perdana Menteri, kemudian juga sebagai presiden negara itu dari 2007 hingga 2012.
Baca Juga: Guterres dan Ramos-Horta Bersaing di Putaran Kedua Pilpres Timor Leste
Ramos Horta adalah salah satu penerima Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1996, Bersama Uskup Ximenes Belo, atas usahanya untuk membawa solusi damai dalam konflik di Timor Leste, ketika negara itu diintegrasikan paksa menjadi provinsi ke 27 Indonesia.