Menpora Amali Akan Perketat Pengiriman Atlet ke Ajang Multi Event

Selasa, 19 April 2022 | 15:30 WIB
Menpora Amali Akan Perketat Pengiriman Atlet ke Ajang Multi Event
Menpora, Zainudin Amali saat menjadi pembicara dalam acara "Bincang Santai Tentang Olahraga" di Auditorium Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (18/4/2022) sore. (Dok: Kemenpora)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora), Zainudin Amali mengungkapkan, ke depan ukuran dan kriteria pemberangkatan atlet ke ajang multi event olahraga internasional akan semakin diperketat dan ditingkatkan. Ini berdasarkan masukan dari tim review im Review Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional (PPON) yang terdiri dari Akademisi, Pakar, Guru Besar, Praktisi olahraga, KONI dan KOI/NOC Indonesia.

“Kedepan, saya dapat masukan dari tim review akan ada tambahan kriteria dan ukuran. Sekarang baru by dokumen atau catatan. Tapi kedepan ukuran kita buat dua kali, yang pertama untuk mengingatkan cabang olahraga misalnya ada atlet VO2 max rendah, kita minta tingkatakan ini,” kata Amali dalam acara "Bincang Santai Tentang Olahraga" di Auditorium Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, (18/4/2022).

Kemudian, ukuran dilakukan pada saat penentuan keberangkatan atlet dan hal ini dilakukan dengan benar-benar objektif. “Ini sekaligus menyadarkan kepada para pimpinan cabang olahraga untuk serius membina. Kalau serius membina pasti hasilnya bagus dan tidak akan takut diukur,” ujarnya.

Ditegaskan Amali, apa yang dilakukan pihaknya saat ini dengan melakukan efisiensi pengiriman atlet berdasarkan hasil rekomendasi tim review dalam rangka perbaikan tata kelola olahraga menuju prestasi. Pemerintah tidak lagi ingin mengirim atlet banyak-banyak tampa ukuran dan target prestasi yang jelas.

Baca Juga: Menpora Tegaskan Pemberangkatan Atlet di SEA Games 2021 Bukan Soal Anggaran

"Kita sedang melakukan perbaikan, ada yang kecewa kita paham. Tetapi coba kenapa kecewa? apa sudah benar pembinaannya, apa sudah benar tata kelolanya? Ini sekaligus seleksi alam terhadap pengelolaan cabang olahraga. Kan menjadi pimpinan cabor bukan hanya namanya tercantum, kemudian cabornya tidak diurus. Nanti kalau tidak jalan bisa masalah lagi,” tegasnya.

Amali kembali menjelaskan bahwa saat ini telah lahir Perpres nomor 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan. Dua dasar hukum ini lahir sebagai jawaban atas perintah Presiden Joko Widodo yang meminta agar Menpora, KONI dan KOI melakukan review total terhadap pembinaan olahraga. Dala rangka itu, pemerintah pun menetapkan olimpiade sebagai target utama. Sementara SEA Games dan Asian Games hanya sasaran antara saja.

“Sekarang ini kita sedang menuju perubahan, dan target kita peringkat 5 dunia tahun 2044. Saya punya keyakinan ini bisa kita capai,” ucapnya.

Bukan tanpa alasan, Amali pun membandingkan prestasi olahraga dan peringkat negara Jamaika di olimpiade yang berada di atas posisi Indonesia. Padahal, Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk 4 besar dunia dengan jumlah pendudukan sekira 270 juta jiwa.

“Masa kita kalah, karena kalau kita bicara olahraga ukurannya peringkat dunia. Negara yang 270 juta kalah dengan Jamaika yang hanya 2 juta jiwa (jumlah penduduk). Luas wilayah sekitar 11 ribu km2,” katanya.

Baca Juga: Pindah dari AS ke Indonesia Malah Tak Difasilitasi, Atlet Senam Ritmik Sutji Ritma Tulis Surat Terbuka

Adapun kunci kesuksesan Jamaika adalah mereka fokus melakukan pembinaan pada cabang-cabang olahraga yang sesuai dengan karakter fisik mereka yakni Atletik. Begitupun Indonesia, kedepan akan difokuskan pada cabang olahraga yang sesuai dengan karakter fisik yakni yang mengandalkan teknik dan akurasi.

Menpora Amali menegaskan, saat ini pihaknya sedang melakukan perubahan paradigma olahraga bahwa target utama olimpiade, SEA Games dan Asian Games hanya sasaran antara.

“Kita memahami bahwa belum semua orang bisa menerima itu, karena mereka masih menyamakan SEA Games, Asian Games dengan olimpiade. Sekarang kita sedang nenuju perubahan yang lebih baik. Bahkan ada target yang ambisius yang saya sendiri tadinya tidak masuk akal. Tapi saya diyakinkan tim review tim dan pakar bahwa ini kita capai asal kita berubah yakni kita fokus kemudian kita jelas, kita konsisten dan perubahan tata kelola keolahragaan kita,” ungkapnya.

Untuk diketahui, pemerintah melakukan efisiensi pengiriman atlet ke SEA Games 2021 Vietnam. Total atlet yang dikirim sebanyak 476 atlet dari 31 cabang olahraga akan diberangkatkan. Artinya dilakukan efisiensi sebanyak 43,4 persen dari jumlah atlet yang dikirim ke SEA Games Filipina 2019, yakni 841 atlet dengan 40 cabang olahraga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI