Suara.com - Indonesia gempar usai polisi menyita dokumen serta senjata tajam jenis golok dari kelompok teroris Negara Islam Indonesia (NII) yang diduga ingin melengserkan pemerintahan saat ini.
Terkait kasus ini, Densus 88 Antiteror Polri menangkap 16 orang di wilayah Sumatera Barat dan berikut 5 hal seputar NII Sumbar yang sedang menjadi topik perbincangan hangat di media sosial.
1. Ada Keinginan Melengserkan Pemerintah
Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88, Kombes Aswin Siregar, mengatakan NII ingin melengserkan pemerintah sebelum Pemilu 2024. Ia menambahkan jika NII Sumbar memiliki rencana mengganti ideologi Pancasila seperti NII Kartosuwiryo.
Baca Juga: Lebaran Berapa Hari Lagi dan Kapan 1 Syawal 1443 Hijriah? Ini Penjelasannya!
"Barang bukti yang ditemukan juga menunjukkan sejumlah rencana yang tengah dipersiapkan oleh jaringan NII Sumatra Barat yakni upaya melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum tahun Pemilu 2024," kata Aswin kepada wartawan, Senin (18/3/2022).
"Sejumlah barang bukti yang ditemukan dalam bentuk dokumen tertulis menunjukkan bahwa jaringan NII di Sumatra Barat memiliki visi-misi yang sama persis dengan NII Kartosuwiryo, yakni mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia saat ini dengan syariat Islam, sistem khilafah dan hukum Islam," tambahnya.
2. Terdapat Alat Bukti Berupa Golok
Aswin juga menyebut jika terdapat sebuah golok dari salah satu tersangka teroris NII. Kemudian, ada bukti petunjuk mereka mencari pandai besi untuk membuat senjata.
"Di antara sekian rencana tersebut, terdapat juga potensi ancaman berupa serangan teror yang tertuang dalam wujud perintah mempersiapkan senjata tajam dan juga mencari para pandai besi," kata Aswin.
Baca Juga: Tegas Tolak Penundaan Pemilu 2024, Jokowi Bikin Tiga Sosok Ini Ketar-ketir?
"Adapun temuan alat bukti arahan persiapan golok tersebut sinkron dengan temuan barang bukti sebilah golok panjang milik salah satu tersangka," lanjutnya.
3. Memiliki Ribuan Anggota di Sumatera Barat
NII diketahui memiliki 1.125 anggota yang tersebar di Provinsi Sumatera Barat. Sebanyak 400 orang diantaranya disebut berstatus sebagai personel aktif. Ini disampaikan langsung oleh Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Selasa (12/4/2022).
"Dengan anggota mencapai 1.125 anggota. Di mana sekitar 400 orang di antaranya merupakan personel aktif. Dan selebihnya nonaktif atau sudah berbaiat namun belum aktif dalam kegiatan NII, yang sewaktu-waktu bisa diaktifkan kembali apabila perlu," jelas Ramadhan.
Ia merinci 1.125 anggota NII tersebut yang mana tersebar di dua kabupaten di Sumbar. Diantaranya, 833 orang ada di Kabupaten Dharmasraya, sementara 292 lainnya berada di Kabupaten Tanah Datar.
4. NII Sudah Tersebar di Berbagai Provinsi Lain
Ramadhan mengatakan lebih lanjut jika jaringan NII sudah tersebar luas di Indonesia. Pasalnya, anggota NII tak hanya di Sumbar, tapi juga di berbagai provinsi lain, seperti DKI Jakarta, Bali, Maluku, hingga Jawa Barat.
"Jaringan NII sudah masif di Indonesia. Antara lain Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Bali, Sulawesi, Maluku," kata Ramadhan lagi.
5. Menjaring Anak-Anak Menjadi Anggota
Ramadhan juga menyebut kelompok NII tak memandang usia dan jenis kelamin saat merekrut anggota. Diketahui, ada 77 anak di bawah usia 13 tahun yang direkrut dan dicuci otak agar mau bergabung.
"Perekrutan anggota NII dilakukan tanpa memandang jenis kelamin dan batas usia. Anak-anak ini direkrut dengan cara dibaiat atau bersumpah setia," jelas Ramadhan.
Kemudian, 126 anggota NII yang berusia dewasa juga diduga sudah direkrut sejak mereka masih di bawah umur. Untuk itu, Polri akan berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait keanggotaan NII.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti