Pernyataan Keras Presiden Iran Ke Israel: Berani Tentang Bangsa Kami, Akan Kami Bidik Jantung Zionis!

Bangun Santoso Suara.Com
Selasa, 19 April 2022 | 06:17 WIB
Pernyataan Keras Presiden Iran Ke Israel: Berani Tentang Bangsa Kami, Akan Kami Bidik Jantung Zionis!
Presiden Iran yang baru Ebrahim Raisi. (Foto: Atta KENARE/AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tentara Iran akan mengincar Israel jika negara itu melakukan "tindakan sekecil apa pun" yang mengusik Republik Islam, kata Presiden Ebrahim Raisi.

Dia menegaskan hal itu dalam sebuah parade militer pada Senin (18/4/2022), di tengah perundingan Iran yang mandek dengan negara-negara besar untuk menghidupkan lagi pakta nuklir 2015.

Israel mengatakan pihaknya tidak akan terikat dengan perjanjian nuklir apa pun dengan Iran dan bisa mengambil tindakan unilateral terhadap situs nuklir Iran.

Israel diyakini sebagai satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah.

Baca Juga: Polisi Israel Pukuli Perempuan dan Anak-anak di Masjid Al Aqsa, Raja Arab Saudi Berang

"Rezim Zionis (Israel), kalian harus tahu bahwa… jika kalian melakukan gerakan sekecil apa pun untuk menentang bangsa kami… angkatan bersenjata kami akan membidik jantung rezim Zionis," kata Raisi lewat pidato yang disiarkan televisi dalam parade militer untuk memperingati Hari Tentara Nasional itu.

Pasukan berbaris di depan podium di mana Raisi berdiri bersama para pejabat militer.

Helikopter beterbangan di udara dan para penerjun payung melayang turun ke lokasi parade di dekat makam Ayatollah Ruhollah Khomeini, pendiri Iran.

Rudal, kendaraan lapis baja, pesawat pengintai nirawak dan kapal selam kecil turut dipamerkan dalam parade itu.

Amerika Serikat dan Iran telah menggelar pembicaraan tak langsung lebih dari satu tahun untuk menyelamatkan pakta tersebut. Washington keluar dari perjanjian itu pada 2018 dan menjatuhkan lagi sanksi terhadap Teheran.

Baca Juga: Rusuh Lagi, Polisi Israel Larang Masuk Kompleks Al-Aqsa, Warga Palestina Protes

Namun pembicaraan ditangguhkan bulan lalu karena sebuah isu yang menggantung, yakni apakah Amerika Serikat akan menghapus Garda Revolusi Islam dari daftar Organisasi Teroris Asing AS sesuai permintaan Iran.

Iran sebelumnya telah melanggar batas program nuklir dalam perjanjian itu. Menurut pakta, negara itu harus membatasi program nuklirnya sebagai imbalan pencabutan sanksi ekonomi.

Iran telah menuduh Israel melakukan sejumlah serangan pada fasilitas terkait program tersebut dan membunuh beberapa ahli nuklirnya.

Israel, yang tidak diakui status kenegaraannya oleh Iran, mengatakan tidak akan menerima status Iran sebagai "negara ambang nuklir" (nuclear threshold state).

"Strategi kami adalah bertahan dan bukan menyerang," kata Raisi dalam pidatonya.

"Tentara Iran menggunakan kesempatan sanksi dengan sangat baik untuk memperkuat dirinya, dan industri militer kami kini dalam kondisi terbaiknya." (Sumber: Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI