Suara.com - Korban jiwa akibat musibah banjir yang meluluhlantakkan pantai timur Afrika Selatan telah meningkat menjadi 443 orang, termasuk seorang anggota tim SAR, demikian pernyataan seorang pejabat regional hari Minggu (17/4/2022) waktu setempat. Puluhan orang lainnya dilaporkan masih hilang.
Perdana Menteri Propinsi KwaZulu-Natal, Sihle Zikalala, mengatakan “jumlah korban tewas sekarang mencapai 443 orang.” Sementara 63 orang lainnya masih belum ditemukan.
Seorang anggota tim SAR “mengalami kesulitan bernafas dan diterbangkan ke rumah sakit, sayangnya ia meninggal,” tambahnya.
Hujan di wilayah timur yang dilanda banjir mulai mereda, memungkinkan dilanjutkannya operasi SAR setelah salah satu badai yang menelan paling banyak korban jiwa.
Baca Juga: Update Covid-19 Global: WHO Sebut 65 Persen Penduduk Afrika Sudah Terinfeksi Corona
Zikalala mengatakan, “Cuaca buruk telah memperlambat penilaian dan operasi SAR di lapangan, tetapi kami kini dapat kembali bekerja.”
Banjir melanda sebagian kota pesisir tenggara Durban dan daerah sekitarnya awal pekan lalu; menghancurkan jalan, rumah sakit dan rumah-rumah bersama mereka yang terperangkap di dalamnya.
Banjir ini memaksa Presiden Cyril Ramaphosa menangguhkan kunjungan kerja ke Arab Saudi yang dijadwalkan dimulai hari Selasa (19/4). “Hilangnya ratusan nyawa dan ribuan rumah, serta dampak ekonomi dan kehancuran infrastruktur membutuhkan bantuan semua orang.”
Afrika Selatan masih berjuang untuk pulih dari pandemi Covid-19 dan kerusuhan berdarah tahun lalu yang menewaskan lebih dari 350 orang, sebagian besar di wilayah tenggara yang kini sedang dilanda banjir. (Sumber: VOA)
Baca Juga: Awal Bulan April 2022, Kasus COVID-19 di Afrika Tembus 11 Juta