Suara.com - Kementerian Sekretaris Negara (Kemsesneg) menyematkan julukan kepada enam Presiden Indonesia terdahulu mulai dari Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Melalui akun instagram resmi Kemensetneg, Presiden Soekarno dijuluki sebagai Bapak Proklamator. Bung Karno dinilai memiliki peranan penting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia dari Penjajahan Belanda dan sosok yang membacakan naskah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Presiden RI kedua, Soeharto dijuluki sebagai Bapak Pembangunan, karena memfokuskan program kerjanya terhadap pembangunan ekonomi dan menciptakan landasan untuk pembangunan yang disebut sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Presiden RI ketiga, BJ Habibie dijuluki Bapak Teknologi. Ia dikenal memiliki kecerdasan luar biasa di bidang teknologi dan industri pesawat terbang. Pesawat N250 Gatotokaca merupakan pesawat buatan Indonesia pertama yang digagas BJ Habibie.
Baca Juga: Dihampit Puan Maharani dan Hasto Kristiyanto, Cak Nun: Presiden Indonesia Belum Tepat
Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dijuluki Bapak Pluralisme karena beliau memberikan gagasan-gagasan universal mengenai pentingnya menghormati perbedaan sebagai bangsa yang beragam dan lantang dalam membela minoritas. Pencabutan peraturan yang melarang kegiatan adat warga Tionghoa secara terbuka seperti perayaan Imlek adalah satau satu kebijakannya.
Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri dijuluki Ibu Penegak Konstitusi. Presiden wanita pertama ini adalah pencetus berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menyiapkan sistem pemilihan umum (pemilu) pertama kali, ketika masyarakat Indonesia dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden, di samping memilih calon anggota legislatif.
Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono dijuluki Bapak Perdamaian karena pada masa jabatan beliau sebagai Presiden, Indonesia banyak berpartisipasi dalam misi perdamaian dunia, baik di tingkat nasional maupun internasional. Seperti Perjanjian Perdamaian Aceh melalui Nota Kesepahaman Helsinki, membangun Pusat Perdamaian dan Keamanan atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC).
Julukan keenam Presiden ini disematkan di Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti.
Baca Juga: 3 Presiden Indonesia yang Kisah Hidupnya Difilmkan, Mana Favorit Kalian?