Akun Jokowi Pamer Jalan Tol, Pakar: Siapapun Presidennya Pasti Bisa Membangun dengan Utang

Minggu, 17 April 2022 | 14:08 WIB
Akun Jokowi Pamer Jalan Tol, Pakar: Siapapun Presidennya Pasti Bisa Membangun dengan Utang
Ilustrasi jalan tol, batas kecepatan maksimal di jalan tol (asosiasijalantol.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru-baru ini memamerkan salah satu pencapaiannya dalam membangun jalan tol sejak masa pemerintahannya di tahun 2014. Hal ini langsung dikritik menohok oleh pakar kebijakan publik.

Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, pencapaian ini dibagikan oleh Presiden Jokowi di akun Twitter resminya. Akun Jokowi membandingkan pencapaian Indonesia selama 40 tahun, dengan pencapaian Jokowi dalam membangun jalan tol.

Menurut akun ini, Indonesia cuma mampu membangun jalan tol sepanjang 780 km selama 40 tahun. Berbeda dengan pemerintahan Jokowi, yang sudah membangun jalan tol sepanjang 1.900 km.

Selama 40 tahun, Indonesia hanya mampu membangun 780 km jalan tol," cuit akun Jokowi, Kamis (14/4/2022).

Baca Juga: Minta Mahasiswa Demonstrasi Setiap Minggu Menolak Jokowi Tiga Periode, Amien Rais: Tapi Waspada Penumpang Gelap

"Maka, mulai tahun 2014 itu, pemerintah mendorong percepatan pembangunan jalan tol di Trans-Jawa, Trans-Sumatera, Kalimantan, Sulawesi. Berapa Panjang jalan tol yang kita bangun 7 tahun terakhir? 1.900 km,” lanjutnya.

Pencapaian pembangunan jalan tol itu sendiri rupanya mendapatkan sorotan banyak pihak. Salah satunya dari Pakar Kebijakan Publik, Achmad Nur Hidayat MPP yang menguliti hasil pembangunan jalan tol dengan telak.

Menurutnya, pertanyaan dalam cuitan akun Jokowi tersebut missleading. Ia mempertanyakan buat apa jalan tol 1.900 kilometer, jika rakyat masih menderita dan tidak bisa memanfaatkannya.

"Pertanyaanya buat apa 1.900 km kalau kemudian masyarakat masih menderita, dalam arti nilai kemanfaatan tidak dirasakan masyarakat," kata Achmad.

Achmad mengatakan, pembangunan jalan tol di era Jokowi berbanding terbalik dengan kesejahteraan rakyat. Ia menyinggung apakah jalan tol membuat rantai distribusi bahan sembako menjadi lebih mudah dan murah.

Baca Juga: Amien Rais Ajak Mahasiswa dari Sabang sampai Merauke Buat Demo Tiap Pekan

"Ternyata tidak. Artinya adanya jalan tol yang dibangun direzim ini tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat," kritiknya.

Achmad juga mengkritik dana jor-joran pembangunan jalan tol yang dianggap sebuah prestasi itu, di mana menggunakan dana utang. Ia turut menyinggung dana utang uang besarnya mencapai Rp 5.000 triliun.

Menurutnya, hal tersebut bukan prestasi, karena siapapun presidennya, pasti bisa membangun jalan tol dengan utang. Terlebih, utang itu akan menjadi beban yang harus ditanggung rakyat dalam jangka panjang.

"Tentunya ini sangat tidak layak karena siapapun presidennya untuk membangun apapun dengan hutang itu pasti bisa," jelas Ketua Pusat Studi Ekonomi Politik UPN Veteran Jakarta ini.

"Yang ujungnya menjadi beban yang harus ditanggung oleh rakyat untuk waktu yang sangat panjang," imbuhnya.

Lebih lanjut, Achmad juga mengkhawatirkan tarif tol yang semakin tinggi. Artinya, jalan tol tersebut hanya untuk kepentingan bisnis semata, di mana rakyat kecil tidak merasakan manfaatnya.

"Pengguna jalan tol hanya para pemilik mobil. Rakyat kecil tidak merasakan kemanfaatannya," ujar Achmad.

"Dikatakan prestasi jika rezim mampu mendatangkan pendapatan negara yang tinggi dan membiayai itu semua, dan memberikan dampak kepada kesejahteraan rakyat banyak, maka pembangunan jalan tol tersebut patut diacungi jempol," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI