Suara.com - Tak hanya di Indonesia mempunyai tradisi membangunkan sahur saat Ramadhan. Suriah pun punya, namanya Musaharati.
Tradisi Musaharati di Suriah mempunyai keunikan tersendiri. Dari sisi cara dan alat yang digunakan. Bahkan waktu membangunkan pun sudah ditetapkan, jadi tidak asal bangunkan sahur.
Dikutip dari france24, sekira satu jam sebelum azan subuh dikumandangkan, penabuh genderang Ramadhan, yang dikenal sebagai Musaharati.
Mereka berjalan melalui jalan-jalan sempit untuk membangunkan umat. Di antara mereka adalah Hasan al-Rashi, 60, salah satu dari 30 Musaharati yang tersisa di Damaskus.
Suaranya memecah kesunyian malam di Kota Tua ibu kota, saat dia bernyanyi dan menabuh genderangnya.
"Meskipun munculnya ponsel pintar dan teknologi lainnya, orang masih suka bangun dengan suara Musaharati," kata Rashi kepada AFP.
“Musharati adalah bagian dari adat dan tradisi masyarakat Damaskus selama bulan Ramadhan,” tambahnya.
"Ini adalah warisan yang tidak akan kami tinggalkan."
Saat melakukan tugas Musaharati, Rashi membawa tongkat bambu di satu tangan dan drum yang terbuat dari kulit kambing di tangan lainnya.
Baca Juga: 7 Manfaat Salat Malam di Bulan Ramadhan, Nomor 1 Penghapus Dosa
Dia berjalan cepat dari rumah ke rumah, menggunakan tongkatnya untuk mengetuk pintu keluarga yang meminta jasanya.