Suara.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI La Nyalla Mahmud Mattalitti menyebut bahwa big data yang diklaim Luhut Binsar Pandjaitan tidak benar.
La Nyalla mengaku yakin atas pernyataannya tersebut setelah melihat temuan dari Lembaga Analitik Data yang terdaftar di Kemenkumham.
Dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, pihak lembaga analitis bernama Evello mengungkapkan jumlah pengguna sosial media yang membahas soal Penundaan Pemilu 2024.
Evello mengatakan, data tersebut tidak sama dengan klaim Luhut Binsar Pandjaitan. Menurut Evello, jumlah pengguna medsos yang membahas penundaan Pemilu 2024 hanya 693.289 akun.
Baca Juga: Beri Sederet Jabatan, Pengamat: Jokowi Harus Bisa Lepaskan Diri dari Luhut
Artinya, jumlah tersebut kurang dari klaim big data yang disebutkan oleh Luhut.
"Jumlah 110 juta (akun pengguna medsos) juga berlebihan ya, 1 juta juga enggak sampai," kata Evello Dudy Rudianto, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Sabtu (16/4/2022).
Ia mengatakan pihaknya memantau media sosial sekitar satu tahun sebelum Luhut mengklaim big data.
"Jadi, ditarik ke belakang satu tahun pun yang membicarakan pemilu atau penundaan pemilu paling besar 693.289 akun," jelasnya.
Oleh sebab itu, La Nyalla berani menyebut bahwa big data Luhut adalah bohong.
Baca Juga: Luhut Ogah Buka Big Data, Jokowi Diminta Ikut Turun Tangan
"Saya hanya menyampaikan itu (big data Luhut) bohong," ujarnya.
Selain itu, La Nyalla mengimbau agar masyarakat tidak terpengaruh dengan berita bohong.
"Jangan mudah terpengaruh berita bohong," tandasnya.