Toleransi saat Ramadhan dan Trihari Suci Paskah: Membangun Cinta Kasih Agar Umat Menang atas Segala Ego Diri

Jum'at, 15 April 2022 | 07:32 WIB
Toleransi saat Ramadhan dan Trihari Suci Paskah: Membangun Cinta Kasih Agar Umat Menang atas Segala Ego Diri
Ilustrasi telur paskah (pixabay.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peringatan Trihari Suci Paskah bertepatan dengan bulan Ramadhan. Momentum ini harus dipupuk dengan toleransi.

Hal itu diungkap Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI). Ramadhan dan Paskah menjadi momentum kedua umat beragama dan seluruh umat umumnya untuk terus memupuk cinta kasih dan toleransi sembari membuang arogansi beragama guna meraih kemenangan diri.

Sekretaris Eksekutif Bidang Kesaksian dan Keutuhan Ciptaan PGI Pendeta Jimmy Sormin menjelaskan sukacita kedua umat beragama memperingati Ramadhan dan Trihari Suci Paskah akan sia-sia tatkala umat masih belum bisa memenangkan diri dari nafsu, kebodohan, egoisme, dan arogansi beragama.

Dalam konteks kekristenan, Trihari Suci khususnya dalam momen Jumat Agung sejatinya dimaknai sebagai momen untuk mengingat pengorbanan Kristus di kayu salib guna menebus dan menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.

Bahwa cinta kasih dibuktikan melalui pengorbanan.

“Karena sia-sia perayaan kerohanian ini jika kita masih saja membangun kebencian, membangun, dan mempertahankan ego, maka sia-sialah perayaan bulan suci kalau kita masih belum menang atas segala ego kita,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Jumat.

“Hikmah yang bisa diambil dari peristiwa ini bahwa kasih itu yang paling besar buktinya adalah pengorbanan, kita mengingat pengorbanan Kristus di kayu salib menjadi peristiwa kebahagiaannya itu justru di Paskah ketika manusia diselamatkan dari kuasa dosa,” lanjutnya.

Pengorbanan yang dilakukan Yesus menunjukkan cinta kasihnya kepada umat tak bersyarat yang melampaui segala yang ada di dunia ini.

Pendeta Jimmy berpendapat bahwa umat Kristen harus bisa meneladani sikap mau berkorban untuk sesama, mau mengampuni, meminta maaf, berbagi dengan apa yang ada diri sendiri, dan berbagi kepada yang lemah sebagai bentuk pengorbanan.

Baca Juga: Ingat! Tiga Hal Ini Bisa Mengurangi Pahala Puasamu

“Jika kita tidak mampu mengampuni orang yang bersalah dengan kita, alangkah egoisnya jika tidak bisa melepaskan segala keangkuhan dari dalam diri kita. Kalau Tuhan saja mau berbuat demikian (pengorbanan), mengapa kita tidak berupaya,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI