Pada 2018 lalu, Grace Natalie pernah menyulut kontroversi di masyarakat, lewat pernyataannya mengenai peraturan daerah bernuansa syariah di Indonesia.
Grace yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia menyatakan partainya akan mencegah terjadinya diskriminasi dan tindakan intoleransi beragama. Ia mencontohkan kasus penutupan rumah ibadah secara paksa di berbagai daerah di Indonesia.
Lebih lanjut ia menyatakan, PSI tidak akan pernah mendukung keberadaan Perda yang bernuansa agama, baik itu perda Injil maupun perda syariah.
Akibat pernyataannya tersebut, Grace dan PSI mendapatkan kritik dari sejumlah pihak, diantaranya PBNU, partai politik dan anggota dewan.
Setelah kontroversi tersebut merebak kemana-mana, Grace pun akhirnya meminta maaf dan berdalih bahwa pernyataannya tersebut telah dipelintir.
3. Menentang Poligami
Saat masih menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie juga pernah melontarkan gagasan mengenai larangan berpoligami bagi pejabat publik dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Menurut Grace, hal tersebut dilakukan untuk memperjuangkan keadilan bagi perempuan di Indonesia. Pernyataan Grace tersebut didasari pada riset LBH APIK mengenai dampak poligami, yang dinilai lebih banyak merugikan perempuan dan anak-anak.
Pernyataan Grace tersebut lalu mendapatkan sejumlah reaksi dari masyarakat. Salah satunya dari pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya, Anang Sujoko.
Baca Juga: PPP DKI Sepakat Usung Duet Anies-Khofifah di Pilpres 2024, Akan Diajukan ke DPP
Ia menilai, langkah PSI mengambil tema-tema kontroversi tidak akan berdampak positif bagi partai tersebut. Karena isu-isu tersebut belum tentu menjadi magnet dalam kancah perpolitikan Indonesia.