Karyawan Takut Ada PHK, CEO Twitter: Rencana Pengambialihan Elon Musk Masih Dievaluasi Perusahaan

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 15 April 2022 | 07:05 WIB
Karyawan Takut Ada PHK, CEO Twitter: Rencana Pengambialihan Elon Musk Masih Dievaluasi Perusahaan
CEO Twitter, Parag Agrawal. [AFP/Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - CEO Twitter Parag Agrawal mengatakan kepada karyawan pada Kamis bahwa perusahaan masih mengevaluasi tawaran 43 miliar dolar AS atau senilai Rp 618,28 triliun oleh Elon Musk.

CEO SpaceX itu berniat membeli Twitter dan menjadikannya pribadi.

Parag Agrawal tidak mengatakan kapan dewan akan memiliki jawaban atas tawaran Musk atau ke arah mana itu bersandar.

Kondisi ini membuat frustrasi beberapa orang yang mengharapkan penjelasan yang lebih rinci.

Baca Juga: Elon Musk Niat Beli 100 Persen Saham Twitter

"Dewan akan mengikuti proses yang ketat dan membuat keputusan demi kepentingan terbaik pemegang saham kami,” katanya dilansir laman The Verge, Jumat (15/4/2022).

Parag Agrawal yang mengambil alih sebagai CEO Twitter November lalu menggantikan Jack Dorsey, menyampaikan kekhawatiran dari karyawan tentang masa depan jejaring sosial jika Musk akan mengambil alih.

CEO SpaceX, Elon Musk. [Jim Watson/AFP]
CEO SpaceX, Elon Musk. [Jim Watson/AFP]

Setidaknya, satu karyawan bertanya tentang kemungkinan PHK di masa depan.

Menurut Agrawal, semua ini tidak akan ditentukan oleh peringkat kinerja individu.

Menanggapi pertanyaan lain tentang apa yang akan terjadi pada opsi saham karyawan jika Twitter dirahasiakan, dia mengatakan terlalu dini untuk berspekulasi.

Baca Juga: Elon Musk Digugat Investor Twitter

Sebelum pertemuan tersebut, Musk telah mengkritik kemungkinan tindakan dewan terhadap kesepakatan tersebut, dengan mengatakan bahwa sama sekali tidak dapat dipertahankan untuk tidak mengajukan penawaran ini ke pemungutan suara pemegang saham.

Dalam sebuah wawancara pada hari sebelumnya di konferensi TED 2022 di Vancouver, Musk mengatakan tawarannya bukan tentang menghasilkan uang dan bahwa dia tidak peduli "sama sekali dengan ekonomi."

Sebaliknya, dia mengatakan ingin Twitter melindungi "kebebasan berbicara" dan membuka algoritmenya untuk pengawasan luar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI