Keunikan Masjid Agung Manonjaya, Gaya Arsitektur Neoklasik Eropa Berpadu Jawa dan Sunda

Kamis, 14 April 2022 | 17:42 WIB
Keunikan Masjid Agung Manonjaya, Gaya Arsitektur Neoklasik Eropa Berpadu Jawa dan Sunda
Masjid Agung Manonjaya (AyoIndonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masjid Agung Manonjaya salah satu masjid paling unik di Tasikmalaya. Masjid Agung Manonjaya mempunyai desain arsitektur Neoklasik Eropa berpadu Jawa dan Sunda.

Masjid Agung Manonjaya ada di Dusun Kaum Tengah, Desa dan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Masjid ini masih berdiri kokoh meski sudah berusia ratusan tahun. Bahkan tidak banyak rusak diguncang gempa tahun 2009 lalu.

Dikutip dari AyoIndonesia, Masjid Agung Manonjaya dibangun pada tahun 1832 M pada masa Raden Tumenggung Daruningrat atau Wiradadaha VIII. Masjid kebanggan warga Tasikmalaya ini juga memiliki ciri khas tersendiri dari segi arsitekturnya. Dimana bangunan Masjid Agung Manonjaya tampak berbeda dan unik dibandingkan dengan bangunan masjid lainnnya.

Bangunan masjid berasitektur neoklasik dengan perpaduan Sunda, Jawa, dan Eropa. Di dalam utama masjid, sedikitnya terdapat 10 tiang penyangga. Tiang-tiang tersebut terdiri atas 4 tiang soko guru berbentuk segi delapan, 4 tiang penyangga atap di antara tiang soko guru, ditambah 2 tiang yang berdiri di depan mihrab.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Tasikmalaya Hari Ini, Kamis 14 April 2022

Masjid Agung Manonjaya juga memiliki keunikan dari ruang sholatnya. Di mana untuk ruang sholat laki-laki dan perempuan terpisah.

Khusus untuk perempuan (Pawastren), ruang salat ini berada di sebelah selatan tempat sholat utama dengan panjang 11,4 meter dan lebar 3,8 meter.

"Keunikan lainnya dari masjid ini adalah adanya Mustaka atau Memolo yang dipercaya merupakan peninggalan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan yang disimpan di bagian atap tertinggi masjid,” ungkap Pengurus DKM Mesjid Agung Manonjaya, Rusliana.

Meskipun ini merupakan kekhasan bangunan masjid di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur pada masa Hindu, tetapi memang diadaptasi pada pembangunannya di masa itu.

Renovasi pertama kali dilakukan tahun 1952 pada bagian atap masjid dan pelebaran masjid. Awalnya, masjid hanya memiliki lebar hanya 16x16 meter, lalu dilakukan pelebaran menjadi 16x18 meter.

Baca Juga: Tasikmalaya Geger Buntut Perusakan Satu Unit Mobil Travel, Polisi Dituntut Tegas kepada Pelaku

Renovasi ringan juga pernah dilakukan tahun 1972 dan 1992. Renovasi besar pada Masjid Agung Manonjaya dilakukan pada 2011. Hal ini karena bangunan masjid rusak akibat gempa yang melanda Tasikmalaya pada 2009.

Keindahan Masjid Agung Manonjaya semakin lengkap dengan keberadaan alun-alun yang berada persis di bagian depan. Dimana saat bulan Ramadan ini, alun-alunnya sering digunakan warga untui ngabuburit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI