Jejak Islam di Maluku dan Legenda Masjid Wapauwe, Dipercaya Bisa Berpindah Tempat Tanpa Disentuh Manusia

Kamis, 14 April 2022 | 16:40 WIB
Jejak Islam di Maluku dan Legenda Masjid Wapauwe, Dipercaya Bisa Berpindah Tempat Tanpa Disentuh Manusia
Masjid Wapawe (Suaraindonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Percaya atau tidak, Masjid Wapauwe dipercaya bisa berpindah sendiri tanpa disentuh manusia. Masjid Wapauwe ada di Maluku.

Menurut cerita rakyat yang beredar, awalnya Masjid tersebut masih berada di dataran Tehala, saat masyarakat Tehala, Atetu dan Nukuhaly bergabung dengan Keititu turun ke pesisir pantai.

Lalu, di suatu pagi, masjid tersebut berpindah secara ghaib ke tengah pemukiman penduduk di daerah Teon Samaiha lengkap dengan segala hal yang melekat pada bangunannya.

Selain itu, masjid yang masih kokoh berdiri itupun juga memiliki Mushaf Al-Qur'an yang ditulis tangan di atas kertas buatan Eropa tanpa iluminasi. Mushaf itu bernama Mushaf Nur Cahya yang selesai ditulis pada tahun 1550 masehi. Mushaf tersebut dianggap tertua setelah mushaf Imam Muhammad Arikulapessy.

Baca Juga: Demo Mahasiswa di Depan Kantor Wali Kota Ternate Berujung Ricuh

Masjid Wapawe merupakan masjid tertua di Maluku yang sudah berdiri sejak tahun 1414 masehi. Selain bisa berpindah sendiri, Masjid Wapauwe juga dipercaya tak bisa dijatuhi daun. Padahal, letak bangunan tersebut dikelilingi oleh banyak pepohonan mangga.

Menurut warga setempat, jika ada daun yang gugur dari pohon-pohon sekitar masjid, tak ada satupun yang berhasil mendarat di atasnya.

Dikutip dari suaraindonesia.co.id (jaringan Suara.com), Masjid yang dulunya bernama Wawane tersebut tak lepas dari sejarang panjang perkembangan Islam di Maluku Tengah.

Awalnya masjid itu dibangun di lereng gunung Wawane oleh Pernada Jamilu seorang keturunan kesultanan Islam Jailolo dari Maluku Kie Raha atau Maluku Utara.

Dirinya berada di sana sejak tahun 1400 masehi.

Baca Juga: Pulau Haruku Memanas Lagi, Satu Rumah Warga Dibakar OTK

Syiar ajaran Islam ke lima wilayah yang berada di sekitar lereng Gunung, yakni Aseen, Wawane, Atetu, Tehala dan Nukuhaly yang sebelumnya telah dibawa oleh para mubaligh dari Arab.

Pada tahun 1580 pasukan Belanda datang ke Tanah Hitu. Kedatangan itu membawa kerusuhan di lima wilayah tersebut yang masyarakatnya telah menganut ajaran Islam.

Demi menghindari kerusakan yang lebih parah karena gangguan Belanda, Masjid Wawane itu pun dipindahkan ke kampung Tehala yang berjarak enam kilometer sebelah timur Wawane.

Hingga saat ini, masjid tersebut mengalami beberpa kali renovasi dimulai dari tahun 1464 tanpa merubah bentuk aslinya. Lalu pada tahun 1895 mengalami penambahan serambi di bagian timur Masjid.

Setelah masa kemerdekaan masjid tersebut direnovasi sebanyak enam kali. Meski begitu bagian inti dari bangunan tersebut tidak pernah diubah sama sekali, hingga keasliannya masih bisa dinikmati sampai saat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI