Suara.com - Polda Metro Jaya belum menemukan adanya keterlibatan relawan Anies Baswedan dalam kasus pengeroyokan Ade Armando. Sebab, para pelaku masih diperiksa secara intensif.
"Kami belum ke arah sana," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (13/4/2022) kemarin.
Dalam perkara ini, kata Zulpan, pihaknya baru menangkap tiga orang tersangka. Ketiganya yakni Komar, Muhammad Bagja, dan Dhia Ul Haq.
Dari hasil pemeriksaan sementara, salah satu tersangka atas nama Bagja mengaku melakukan pemukulan terhadap Ade Armando karena kesal atas beberapa ucapnya di media sosial.
"Komar melakukan pemukulan karena terprovokasi dengan situasi yang ada di tempat kejadian perkara. Sementara Bagja sampaikan dalam pemeriksaan yang bersangkutan kesal dengan apa yang disuarakan korban di media sosial," ungkap Zulpan.
Tudingan PSI
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie sebelumnya menuding relawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai pelaku penganiayaan terhadap Ade Armando saat demo di gedung DPR RI, Senin (11/4/2022) lalu.
Grace bahkan tak segan mengaitkan peristiwa itu dengan penumpang gelap yang kata dia kebanyakan anggota FPI dan HTI. Tudingan Grace tersebut diklaim berdasarkan bukti tangkapan layar percakapan grup WhatsApp dengan nama Relawan Anies Apik 4.
Dalam grup tersebut terdapat sebuah foto seseorang yang menurutnya bukan mahasiswa melainkan pria berusia di atas 45 tahun.
Pria tersebut memberi tahu bahwa sosok Ade Armando ada di area demonstrasi sesaat sebelum terjadinya pengeroyokan.
"Saya perkirakan di atas 45 tahun melaporkan kehadiran Ade Armando di aksi demo dan dia minta tolong agar informasi ini diteruskan ke massa aksi dengan tujuan agar massa menggeruduk Ade Armando," kata Grace dikutip melalui Cokro TV pada Rabu (13/4/2022).
Grace lantas menilai, apabila pria tersebut benar merupakan relawan Anies, maka percakapan yang ada di dalam grup WA tersebut juga memiliki keterkaitannya antara relawan Anies Apik 4 dengan penumpang gelap aksi demo.
Ia mengaku mendapatkan informasi kelompok penyusup pada aksi demo itu merupakan barisan FPI dan HTI.
"Jika benar relawan Anies ternyata punya kaitan erat dengan ormas terlarang FPI dan HTI, ini masalah serius," ucapnya.
"Artinya, meskipun ormas FPI dan HTI sudah dibubarkan dan dinyatakan terlarang aktor-aktornya masih aktif bergerak," sambungnya.
Atas hal itu, Grace meminta aparat kepolisian untuk segera mengungkap aktor intelektual yang bertanggung jawab atas peristiwa penganiayaan terhadap Ade. Ia kembali menuding kalau mobilisasi massa penyusup aksi demo itu sudah diatur bahkan didanai.
"Paling tidak mereka ini butuh uang transport untuk bisa datang dan menghadiri aksi demo itu," ucapnya.
"Bersama dengan pelaku penganiyaan, para aktor intelektual ini harus dihukum seberat-beratnya. karena mereka tidak hanya mengancam keselamatan jiwa seorang warga sipil, namun juga telah mencederai demokrasi Indonesia."