Grace PSI Tuding Relawan Anies Pengeroyok Ade Armando, Apa Kata Polisi?

Kamis, 14 April 2022 | 11:37 WIB
Grace PSI Tuding Relawan Anies Pengeroyok Ade Armando, Apa Kata Polisi?
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan membeberkan tiga wajah pengeroyok Ade Armando yang masih buronan di antaranya Ade Purnama, Abdul Latip, dan Abdul Manaf. Grace PSI Tuding Pengeroyok Ade Armando Adalah Relawan Anies, Begini Respons Polisi. (Suara.com/M. Yasir)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polda Metro Jaya belum menemukan adanya keterlibatan relawan Anies Baswedan dalam kasus pengeroyokan Ade Armando. Sebab, para pelaku masih diperiksa secara intensif. 

"Kami belum ke arah sana," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (13/4/2022) kemarin. 

Dalam perkara ini, kata Zulpan, pihaknya baru menangkap tiga orang tersangka. Ketiganya yakni Komar, Muhammad Bagja, dan Dhia Ul Haq.

Dari hasil pemeriksaan sementara, salah satu tersangka atas nama Bagja mengaku melakukan pemukulan terhadap Ade Armando karena kesal atas beberapa ucapnya di media sosial. 

Baca Juga: Minta Aparat Tangkap Aktor Intelektual Penganiayaan Ade Armando, PSI: Tak Mungkin Tidak Ada Yang Atur Dan Mendanai

"Komar melakukan pemukulan karena terprovokasi dengan situasi yang ada di tempat kejadian perkara. Sementara Bagja sampaikan dalam pemeriksaan yang bersangkutan kesal dengan apa yang disuarakan korban di media sosial," ungkap Zulpan.

Tudingan PSI

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie sebelumnya menuding relawan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai pelaku penganiayaan terhadap Ade Armando saat demo di gedung DPR RI, Senin (11/4/2022) lalu.

Grace bahkan tak segan mengaitkan peristiwa itu dengan penumpang gelap yang kata dia kebanyakan anggota FPI dan HTI. Tudingan Grace tersebut diklaim berdasarkan bukti tangkapan layar percakapan grup WhatsApp dengan nama Relawan Anies Apik 4.

Dalam grup tersebut terdapat sebuah foto seseorang yang menurutnya bukan mahasiswa melainkan pria berusia di atas 45 tahun.

Baca Juga: Grace PSI Tuding Pelaku Pengeroyokan Ade Armando Dari Relawan Anies, Ungkap Sosok Yang Jadi Informan Pertama Kali

Pria tersebut memberi tahu bahwa sosok Ade Armando ada di area demonstrasi sesaat sebelum terjadinya pengeroyokan.

Ketum PSI Grace Natalie. [Suara.com/Tio]
Ketum PSI Grace Natalie. [Suara.com/Tio]

"Saya perkirakan di atas 45 tahun melaporkan kehadiran Ade Armando di aksi demo dan dia minta tolong agar informasi ini diteruskan ke massa aksi dengan tujuan agar massa menggeruduk Ade Armando," kata Grace dikutip melalui Cokro TV pada Rabu (13/4/2022).

Grace lantas menilai, apabila pria tersebut benar merupakan relawan Anies, maka percakapan yang ada di dalam grup WA tersebut juga memiliki keterkaitannya antara relawan Anies Apik 4 dengan penumpang gelap aksi demo.

Ia mengaku mendapatkan informasi kelompok penyusup pada aksi demo itu merupakan barisan FPI dan HTI.

"Jika benar relawan Anies ternyata punya kaitan erat dengan ormas terlarang FPI dan HTI, ini masalah serius," ucapnya.

Pegiat media sosial, Ade Armando, turut terlihat hadir di area depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (11/4/2022). (Suara.com/Bagaskara)
Pegiat media sosial, Ade Armando sebelum dianiaya dan ditelanjangi massa saat aksi 11 April di depan Gedung DPR RI, Jakarta. (Suara.com/Bagaskara)

"Artinya, meskipun ormas FPI dan HTI sudah dibubarkan dan dinyatakan terlarang aktor-aktornya masih aktif bergerak," sambungnya.

Atas hal itu, Grace meminta aparat kepolisian untuk segera mengungkap aktor intelektual yang bertanggung jawab atas peristiwa penganiayaan terhadap Ade. Ia kembali menuding kalau mobilisasi massa penyusup aksi demo itu sudah diatur bahkan didanai.

"Paling tidak mereka ini butuh uang transport untuk bisa datang dan menghadiri aksi demo itu," ucapnya.

"Bersama dengan pelaku penganiyaan, para aktor intelektual ini harus dihukum seberat-beratnya. karena mereka tidak hanya mengancam keselamatan jiwa seorang warga sipil, namun juga telah mencederai demokrasi Indonesia."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI