Jokowi Tolak Jabatan 3 Periode, Pakar Hukum: Soeharto Dulu Juga Bilang Begitu

Kamis, 14 April 2022 | 07:59 WIB
Jokowi Tolak Jabatan 3 Periode, Pakar Hukum: Soeharto Dulu Juga Bilang Begitu
Presiden Joko Widodo alias Jokowi. (Tangkapan layar/YouTube Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pakar hukum tata negara Prof Yusril Ihza Mahendra menanggapi soal pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menolak jabatan tiga periode.

Yusril Ihza Mahendra memberikan pandangan berbeda terkait pernyataan Jokowi. Menurutnya, semua pemimpin dan politikus akan dihadapkan dengan sesuatu yang disebut 'dilema'.

"Berhadapan dengan dilema, kadang-kadang mengambil keputusan yang melawan kesadaran hati nuraninya sendiri," kata Yusril Ihza, seperti dikutip dari makassar.terkini--jaringan Suara.com, Kamis (14/4/2022).

Yusril mengatakan Jokowi bisa saja sedang merasakan 'dilema-dilema' tersebut.

Baca Juga: Kemendagri: Arahan Jokowi Tegas Pemilu 14 Februari 2024

Menurutnya, pernyataan Jokowi yang menolak jabatan tiga periode tersebut sama seperti pada saat era Soeharto.

Yusril menilai pernyataan Jokowi tidak bisa begitu saja dipercaya. Pasalnya, Soeharto juga pernah memberikan pernyataan yang sama.

"Saya kira dilema-dilema seperti itu bisa terjadi pada seseorang, saya melihat Pak Harto pun menyampaikan hal yang sama seperti Pak Jokowi, sudah ingin lengser, tidak mau lagi, tapi kemudian saya juga kaet Pak Harto bilang maju lagi," jelasnya.

Yusril menambahkan, bahwa semua orang tidak akan tahu apa yang ada di dalam hati Jokowi sebenarnya.

Ia mengungkapkan, Jokowi mungkin saja bisa mengatakan hal seperti itu, tetapi apa yang ada di dalam batinnya belum tentu seperti itu.

Baca Juga: Pelajar Diusir Saat Ikut Demo di Medan: 2024 Kami Sudah Bisa Milih Pak!

"Jadi saya tidak tahu ya Pak Jokowi secara zhahir mengatakan seperti itu, dengan saya pun beliau mengatakan seperti itu 'itu nggak ada cantolan konstitusionalnya' kata beliau, 'Jadi jangan sampai saya dituduh melanggar konstitusi, sumpah saya akan taat pada konstitusi," ujarnya.

Selain itu, menurut Yusril apa yang dikatakan oleh Jokowi merupakan jawaban formal dari seorang presiden atau pemimpin.

"Jawaban itu adalah jawaban formal, konstitusional seorang presiden kalau ditanya pasti akan seperti itu," ungkapnya.

Meski demikian, Yusril tidak mengetahui apa yang ada di benak Jokowi sebenarnya.

"Tapi apakah memang seperti itu juga yang ada pada diri beliau? Ya kia manusia ini kan hanya tau yang zhahir, yang batin itu urusan Allah," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI