5 Dalih Luhut Berkelit dari Mahasiswa Saat Ditanya Soal Big Data

Rabu, 13 April 2022 | 15:50 WIB
5 Dalih Luhut Berkelit dari Mahasiswa Saat Ditanya Soal Big Data
Ilustrasi Luhut Binsar Pandjaitan (Suara.com/Ema Rohima)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan kembali menjadi sorotan setelah menemui mahasiswa di Universitas Indonesia, Selasa (13/4/2022). Hal ini terkait jawabannya saat ditanya oleh mahasiswa terkait big data.

Dalam pertemuan itu, mahasiswa UI mendesak Luhut untuk membuka big data, yang diklaim Luhut berisi suara 110 juta orang menginginkan Pemilu 2024 ditunda.

Buntut pernyataan big data Luhut, wacana perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode sampai penundaan pemilu  semakin memanas. Bahkan, isu itu sampai memicu mahasiswa demo besar-besaran secara serentak pada 11 April 2022.

Namun, saat ditanya terkait big data oleh mahasiswa, Luhut justru memberi sejumlah dalih yang berkelit bahkan dianggap kurang masuk akal. Berikut 5 pernyataan Luhut saat berkelit dari mahasiswa soal big data:

Baca Juga: Mahasiswa Kedokteran Universitas Brawijaya Tewas di Pasuruan, Akun Instagram Banjir Ucapan Duka

1. Analogikan Beda Pendapat dengan Pacar

Saat mahasiswa meminta Luhut membuka big data yang jadi landasan wacana pemilu ditunda, Luhut justru menganalogikan perbedaan pendapat dengan pasangan ke mahasiswa.

Ia malah meminta mahasiswa agar tidak emosional seperti pasangan yang sedang cekcok.

"Kamu dengan istrimu, pacarmu saja bisa beda pendapat, tidak perlu emosional," kata Luhut seperti dikutip dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Rabu (13/4/2022).

2. Minta Mahasiswa Belajar Lagi

Baca Juga: Ngotot Kampanyekan Jokowi 3 Periode Meski Rakyat Sudah Protes, KOBAR: Apa yang Salah?

Pada kesempatan yang sama, Luhut juga meminta mahasiswa untuk belajar lagi soal perbedaan pendapat pada iklim demokrasi.

Ia heran dengan  keributan para mahasiswa yang menanyakan big data, di mana menurutnya, mereka ini harus memiliki kemampuan berdemokrasi ke depan.

3. Punya Hak untuk Menolak

Luhut juga secara terang-terangan menolak membuka big data soal penundaan pemilu. Alasannya, ia merasa dirinya memiliki hak untuk menolak membeberkan big data.

Terlebih, Luhut menilai big data adalah hal penting dan punya keterkaitan dengan isu penundaan pemilu mendatang. Ia bahkan menyebut mahasiswa tidak memiliki hak untuk menuntutnya.

"Kamu tidak berhak juga menuntut saya. Saya punya hak untuk bilang enggak," kata Luhut, mengutip dari Terkini.id -- jaringan Suara.com.

4. Mengaku Tidak Pernah Usul Jokowi 3 Periode

Saat menemui BEM UI yang melakukan aksi unjuk rasa tersebut, Luhut juga menjelaskan terkait isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiga periode. Ia mengaku bahwa dirinya tidak pernah berbicara demikian.

"Siapa bilang saya meminta supaya presiden tiga periode. Saya tanya siapa?" kata Luhut, seperti dikutip dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Rabu (13/4/2022).

"Kalau kau baca dari media, ya dengar dari saya dong, saya enggak pernah bilang begitu. Dengerin ya, dengar jangan marah-marah. Saya tidak pernah mengatakan jabatan presiden tiga periode, enggak perah," lanjutnya.

5. Menerima Aspirasi dari Masyarakat

Saat ditanya terkait big data, Luhut memang selalu bungkam dan bahkan menyebut bahwa pernyataan yang pernah ia buat berasal dari aspirasi banyak masyarakat yang meminta agar pemilu ditunda.

"Saya hanya mengatakan di bawah itu banyak yang meminta agar pemilu ditunda," jelas Luhut.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI