Cerita Ramadhan di Inggris, Tak Ada Adzan Hingga Tingginya Toleransi Warga Lokal

Rabu, 13 April 2022 | 11:29 WIB
Cerita Ramadhan di Inggris, Tak Ada Adzan Hingga Tingginya Toleransi Warga Lokal
Hafiz Noer seorang mahasiswa S2 jurusan Innovation, Public Policy dan Public Value di University College London melalui beasiswa pemerintah Inggris, Chevening. (TimesIndonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berpuasa di negeri orang punya kesan tersendiri. Terutama suasana berbeda di banding di Indonesia. Kali ini ada cerita ramadhan di Inggris.

Cerita itu diberikan Hafiz Noer seorang mahasiswa S2 jurusan Innovation, Public Policy dan Public Value di University College London melalui beasiswa pemerintah Inggris, Chevening.

Berpuasa di Inggris, membuat Hafiz rindu dengan Indonesia. Sebab suasana Ramadan di Inggris jauh berbada dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Salah satu yang paling terasa adalah tidak ada adzan untuk menandakan waktu berbuka puasa di Inggris.

Baca Juga: Bank BJB Gelar Digi Ramadhan Bisa Jadi Berkah 2.0 untuk Dorong Transaksi Non Tunai dan Digitalisasi Donasi

"Suasana Ramadan di Indonesia sangat dirindukan. Lantunan azan, anak-anak yang berkeliling rumah membangunkan sahur, musik menyambut Ramadan, keluarga, dan makanan, semuanya tidak bisa didapati di Inggris" katanya kepada TIMES Indonesia (jaringan Suara.com).

Selain itu tidak ada perayaan khusus menyambut Ramadan, seperti dekorasi, musik atau public service announcement yang menyemarakkan Ramadhan.

"Masyarakat lokal, yang non muslim, terkadang tidak tahu pula kalau sudah memasuki bulan Ramadhan," jelasnya.

Bagi muslim pun kata dia, tak ada acara unik dalam menyambut Ramadan di Inggris. Tetapi hanya ada selama Ramadhan ada beberapa komunitas yang menyediakan acara buka bersama secara berkala.

Ini terutama bisa didapati di komunitas muslim di kampus-kampus atau masjid di Inggris.

Baca Juga: Ibu Hamil Lakukan Puasa di Bulan Ramadhan, Ini Asupan Kalori yang Disarankan

"Setelah buka bersama, biasa dilanjutkan dengan shalat maghrib dan tarawih berjamaah," jelasnya.

Hafiz pun mengaku tak ada kendala selama puasa di negara yang berbatasan dengan Skotlandia ini.

Untuk masyarakat non muslim, keingintahuan mereka soal puasa dan ramadan cukup tinggi.

"Mereka umumnya menanyakan mengapa harus berpuasa? Atau apa saja yang tidak boleh dilakukan ketika berpuasa?" katanya lagi.

Mereka menghormati umat muslim yang berpuasa, sembari sesekali menanyakan keadaan warga muslim yang sedang berpuasa.

"Selain waktu berpuasa yang lebih lama, tidak didapati kendala yang berarti untuk berpuasa di Inggris," tambahnya.

"Di Inggris, umumnya, kami berpuasa selama 15-16 jam tergantung matahari terbit dan tenggelam. Sekarang, azan subuh kira-kira di jam 04.45 dan maghrib di jam 19.45. Jam berpuasa ini akan berubah menjadi lebih lama di akhir Ramadan karena matahari terbit lebih lama," katanya lagi.

Selain itu, tak jauh berbeda dengan Indonesia, di Inggris pun masyarakat muslim melakukan sholat tarawih di masjid atau musholla.

"Banyak masjid yang saya dapati melakukan tarawih 20 rakaat, dan apabila ummat yang hanya 8 rakaat bisa keluar terlebih dahulu," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI