Suara.com - Berpuasa di negeri orang punya kesan tersendiri. Terutama suasana berbeda di banding di Indonesia. Kali ini ada cerita ramadhan di Inggris.
Cerita itu diberikan Hafiz Noer seorang mahasiswa S2 jurusan Innovation, Public Policy dan Public Value di University College London melalui beasiswa pemerintah Inggris, Chevening.
Berpuasa di Inggris, membuat Hafiz rindu dengan Indonesia. Sebab suasana Ramadan di Inggris jauh berbada dengan Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Salah satu yang paling terasa adalah tidak ada adzan untuk menandakan waktu berbuka puasa di Inggris.
"Suasana Ramadan di Indonesia sangat dirindukan. Lantunan azan, anak-anak yang berkeliling rumah membangunkan sahur, musik menyambut Ramadan, keluarga, dan makanan, semuanya tidak bisa didapati di Inggris" katanya kepada TIMES Indonesia (jaringan Suara.com).
Selain itu tidak ada perayaan khusus menyambut Ramadan, seperti dekorasi, musik atau public service announcement yang menyemarakkan Ramadhan.
"Masyarakat lokal, yang non muslim, terkadang tidak tahu pula kalau sudah memasuki bulan Ramadhan," jelasnya.
Bagi muslim pun kata dia, tak ada acara unik dalam menyambut Ramadan di Inggris. Tetapi hanya ada selama Ramadhan ada beberapa komunitas yang menyediakan acara buka bersama secara berkala.
Ini terutama bisa didapati di komunitas muslim di kampus-kampus atau masjid di Inggris.
"Setelah buka bersama, biasa dilanjutkan dengan shalat maghrib dan tarawih berjamaah," jelasnya.