Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan mengenai isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiga periode.
Luhut menyampaikan bahwa dirinya tak pernah membicarakan soal presiden Jokowi tiga periode.
Hal tersebut ia ungkapkan saat menemui BEM UI yang melakukan aksi unjuk rasa di Balai Sidang UI.
BEM UI menggelar aksi unjuk rasa dalam rangka menolak wacana perpanjangan masa jabatan Presiden. Selain itu, BEM UI juga menolak penundaan pemilu 2024.
Kemudian, saat bertemu dengan BEM UI Luhut menjelaskan bahwa dirinya tak pernah usul soal jabatan presiden tiga periode.
"Siapa bilang saya meminta supaya presiden tiga periode. Saya tanya siapa?" kata Luhut, seperti dikutip dari wartaekonomi--jaringan Suara.com, Rabu (13/4/2022).
Lebih lanjut, Luhut mengaku dirinya tak pernah usul soal perpanjangan jabatan presiden.
Dirinya berpesan kepada mahasiswa agar menyaring informasi dengan baik.
"Kalau kau baca dari media, ya dengar dari saya dong, saya enggak pernah bilang begitu. Dengerin ya, dengar jangan marah-marah. Saya tidak pernah mengatakan jabatan presiden tiga periode, enggak perah," tandasnya.
Baca Juga: BEM UI Bikin Meme Video Jokowi Mundur di Tepi Tebing, Apa Artinya?
Luhut mengaku dirinya hanya menyampaikan aspirasi dari masyarakat terkait penundaan pemilu 2024.
"Yang pernah saya katakan banyak di bawah itu minta Pemilu ditunda. Apa salah? Kamu (mahasiswa) ngomong gini salah, enggak kan?" tanyanya.
Diketahui, Luhut sengaja menemui massa aksi BEM UI di Balai Sidang UI, Depok, Selasa (12/4/2022).
Luhut tak ingin menunjukkan big data yang ia klaim berisi 110 juta orang di media sosial memberikan dukungan penundaan Pemilu 2024. Dirinya secara tegas menolak untuk membuka data tersebut.
"Kamu tidak berhak juga menuntut saya. Saya punya hak untuk bilang enggak," kata Luhut.
Sebagaimana diketahui, Luhut sempat menyinggung adanya Big Data berkaitan dengan Pemilihan Umum 2024.
Dirinya mengklaim pihaknya memiliki big data yang berisi aspirasi publik di media sosial.
"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta. Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," kata Luhut.
Hal tersebut sontak menghebohkan publik dan sejumlah tokoh. Mereka pun meminta agar Luhut membuka big data yang ia klaim tersebut.