Pengalaman Mahasiswa Indonesia, Perdana Puasa Ramadhan di Amerika Serikat dan Inggris

Rabu, 13 April 2022 | 03:35 WIB
Pengalaman Mahasiswa Indonesia, Perdana Puasa Ramadhan di Amerika Serikat dan Inggris
Nadia Sekarsari Atmaji, Mahasiwa asal Indonesia yang studi MA Digital Media di UCL London (Ist)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Bahkan waktu aktivitas sehari-hari juga tak berbeda dengan hari-hari biasa. Terlebih saat Lebaran, nanti tak ada hari libur sehingga tetap aktivitas seperti biasa.

"Nanti pas lebaran juga bakal seperti biasa, tidak ada libur. Bahkan masih ada kelas dan sudah mendekati waktu ujian akhir," katanya.

Ramadan pertama di negara orang juga dirasakan Nadia Sekarsari Atmaji (29). Mahasiwa MA Digital Media di UCL London, Inggris ini juga merasakan perbedaan saat menjalani ibadah puasa.

Terlebih ibu muda ini harus meninggalkan suami dan satu anak, serta keluarganya di Indonesia.

"Tahun ini rasanya rindu sekali dengan suami, anak, kakak, keponakan, dan juga tentunya orang tua, mertua dan keluarga suami. Dua tahun berturut-turut saya melewati bersama keluarga saat hamil dan saat baru melahirkan," kata Nadia saat berbincang kepada Suara.com.

Nadia juga merindukan suasana Ramadan bersama keluarga di rumah dari mulai tarawih dan buka puasa. Apalagi kata dia saat pandemi, ibadah tarawih dilakukan di rumah bersama keluarga.

Mantan jurnalis ini mengatakan meski tak bersama keluarga, ia memiliki rekan-rekan satu flat asal Indonesia yang juga menjalani puasa.

Sehingga solidaritas dan kebersamaan terus terjaga. Seperti saling membangunkan sahur dan menikmati buka puasa bersama antar sesama mahasiswa Indonesia.

Nadia menceritakan bahwa perbedaan di London dan Indonesia sangat berbeda. Perbedaan waktu puasa di London lebih lama, sekitar 16 jam. Bahkan menjelang Idul Fitri bisa sampai sekitar 20 jam, lantaran sedang semi menuju musim panas.

Baca Juga: Masuki Seri Eropa, Begini Target Fabio Quartararo di MotoGP 2022

"Perbedaan waktu puasa, buka puasa yang biasanya jam 6 sore sekarang hampir jam 8 malam. Cukup berat sih, namun berhubung di sini cuacanya relatif dingin jadi cukup membantu mengurangi rasa hausnya," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI