Suara.com - Pengeroyokan terhadap dosen sekaligus pegiat media sosial, Ade Armando di Demo BEM SI 11 April kemarin memang menjadi sorotan.
Tak hanya dikeroyok, berbagai wartawan termasuk Suara.com juga melihat Ade Armando diteriaki dan ditelanjangi hingga celanya lepas.
Dalam hal ini, akademisi Rocky Gerung menanggapi peristiwa tersebut dan mengecam pengeroyokan itu.
Lebih lanjut, Rocky menyatakan bahwa Ade Armando adalah korban dari istana, khususnya terkait pernyataan big data.
"Sekarang Ade Armando sebenarnya jadi korban big data kan," ungkap Rocky Gerung.
"Jadi sekali lagi perlu ditegaskan, Ade Armando adalah korban elemen dendam yang beroperasi dalam sosial teks kita yang justru diproduksi oleh istana karena istana tidak bisa meredam isu big data dari awal," imbuhnya.
![Penganiayaan terhadap Ade Armando [Foto: ANTARA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/04/12/62206-penganiayaan-terhadap-ade-armando.jpg)
Isu big data sendiri mencuat usai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan yang menyatakan bahwa ia memiliki big data.
Big data ini berisi tentang mayoritas warga yang setuju dengan penundaan pemilu.
"Ini adalah pelajaran bagi mereka yang mengandalkan big data, seolah-olah big data itu jadi alat bertahan dalam kekuasaan," kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Viral Mahasiswa Demo Lompati Pagar, Endingnya Malah Nyungsep Bak Benteng Takeshi
Isu Big Data