Suara.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) mengaku tidak mengetahui kehadiran Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando, saat unjuk rasa yang mereka gelar di depan gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat pada Senin (11/4/2022) kemarin.
Koordinator BEM SI, Kaharuddin, mempertanyakan tujuan kehadiran Ade Armando dalam aksi unjuk rasa yang mereka selenggarakan.
"Karena kami juga tidak tahu kenapa Ade Armando hadir di demo 11 April. Dan ini menjadi tanda tanya juga," kata Kaharuddin saat dihubungi Suara.com, Selasa (12/4/2022).
Kaharuddin menuturkan, pihaknya tidak pernah menjalin komunikasi dengan Ade Armando, atau mengundangnya hadir unjuk rasa.
"Dan kami juga tidak ada komunikasi dengan Ade Armando. Bahkan sebelum turun 11 April pun beliau mengkritisi BEM SI juga kan," kata Kaharuddin.
BEM SI kemudian berharap tuntutan mereka saat unjuk rasa tidak kabur akibat peristiwa kekerasan tersebut.
"Kami tetap pada subtansi konstruktif bagaimana hari ini kalau berbicara substantif dari tuntutan kami. Fokus terus kepada tuntutan kami. Terkait dengan pemberitaan ya, paling (tuntutan) kami tenggelamnya di pemberitaan," kata Kaharuddin.
Dalam aksi unjuk rasa kemarin terdapat 18 tuntutan yang disampaikan ke BEM SI ke DPR RI. Intinya, mereka menolak penundaan pemilihan umum, perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo dan meminta pemerintah untuk menstabilkan barang-barang kebutuhan pokok.
"Kajian kami sudah sampai ke kepada wakil rakyat yang di wakili oleh tiga Wakil Ketua DPR RI dan Kapolri, untuk mengawal dan mengawasi tuntutan kami, dan ada 18 tuntutan yang menjadi tugas DPR yang harus disampaikan kepada Presiden," kata Kaharuddin.
Baca Juga: Civitas Akademika UI Minta Aparat Segera Tangkap Pengeroyok Ade Armando
Meski demikian, terkait kekerasan yang dialami oleh Ade Armando, BEM SI mengecam perbuatan tersebut. Kaharuddin memastikan para pelaku bukan berasal dari massa BEM SI.