Suara.com - Dhia Ul Haq, menjadi terduga pelaku pengeroyokan Ade Armando hingga babak belur dan muntah-muntah di depan Gedung DPR saat demo mahasiswa 11 April. Bahkan dalam kejadian pengeroyokan itu, Ade Armando ditelanjangi. Siapa Dhia Ul Haq? Berikut ini profil Dhia Ul Haq yang diduga seorang guru ngaji.
Dhia Ul Haq merupakan warga Klender, Jakarta Timur. Namanya mencuat setelah identitasnya diumumkan Polda Metro Jaya.
Dhia Ul Haq tinggal di RT 007/009 Klender. Namun menurut sang ketua RT setempat, Supono, Dhia Ul Haq saat ini tinggal di Bekasi, Jawa Barat.
"Alamat memang KTP sini, tetapi tempat tinggalnya di Jatiwaringin (Bekasi), di sana," kata Supono di Jakarta, Selasa.
Baca Juga: Ade Armando Alami Pendarahan Otak Belakang Usai Dikeroyok, Mungkinkah Sembuh?
Supono menceritakan sosok Dhia Ul Haq. Dhia Ul Haq sudah pindah ke Jatiwaringin sejak kecil.
Saat ini, rumah yang berada di wilayah RT 007/009 Klender itu telah dijual.
Sejak pindah ke Bekasi, Dhia Ul Haq sudah jarang kembali ke rumah di Klender itu.
Berdasarkan informasi yang Supono dapatkan, Dhia Ul Haq berprofesi sebagai guru mengaji di daerah Palmerah, Jakarta Barat, dan belum menikah.
"Setelah rumah ini dijual, dia pindah ke sana. Ngontrak di daerah Jatiwaringin," ujar Supono.
Baca Juga: Terduga Pengeroyok Ade Armando Disebut Mengontrak di Jatiwaringin, Bekasi
Supono mengatakan, pihak Kepolisian juga telah mendatangi rumah Dhia di Klender.
"Semalam dari Polres Jaktim sama Polsek Duren Sawit sampai pukul 01.00 WIB (Selasa)," ujar Supono.
Ridwan Kamil Mengecam
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengecam tindak kekerasan dan penyerangan terhadap pegiat media sosial dan dosen Universitas Indonesia Ade Armando dalam aksi unjuk rasa di depan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Senin (11/4).
Ridwan di Bandung, Selasa, menyatakan dirinya menolak dengan tegas aksi kekerasan dalam bentuk apa pun.
"Jadi, apa pun ekspresi argumentasinya, jangan pernah membawa kekerasan dalam kegiatannya, termasuk kekerasan terhadap Ade Armando yang tidak semestinya terjadi jika semua bisa menahan diri. Apalagi ini adalah bulan suci Ramadhan yang harus kita hormati," katanya.
Dia mengatakan demokrasi adalah sistem pemerintahan yang langsung atau tidak langsung dikendalikan oleh kuasa rakyat. Baik suka atau tidak suka, lanjutnya, demokrasi adalah buah kesepakatan yang tujuannya adalah kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Demokrasi kesepakatan ini banyak variasinya di Indonesia. Sehingga, jika ada narasi atau wacana di negeri ini yang berbeda dengan kesepakatan, tentulah harus diekspresikan dan dimusyawarahkan secara baik-baik apapun wacananya, termasuk wacana terkait perpanjangan jabatan presiden jadi tiga periode, yang tentunya berbeda dengan kesepakatan hanya dua periode seperti tertulis di UUD 45," jelasnya.
Oleh karena itu, dia mendorong segala bentuk argumentasi sebaiknya bisa disampaikan dengan cara baik.
"Setelah dimusyawarahkan dan bermufakat, berubah atau tidaknya, itulah kesepakatan yang harus dihormati. Apapun ekspresi argumentasinya, jangan pernah membawa kekerasan dalam kegiatannya," katanya.
Dia juga mengapresiasi aksi unjuk rasa oleh mahasiswa di Kota Bandung yang berlangsung damai.
"Saya ucapkan terima kasih untuk para mahasiswa yang telah melakukan unjuk rasa dengan tertib dan kondusif, khususnya di Bandung. Hatur nuhun," ujarnya. (Antara)