Suara.com - Berikut ini tata cara itikaf di 10 hari terakhir Ramadhan. Itikaf sangat dianjurkan dilakukan bagi yang mempunyai waktu luang. Sebab itikaf mempunyai keutamaan luar biasa. Terutama untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.
Bahkan Nabi Muhammad SAW melakukan itikaf di 10 hari terakhir Ramadhan.
Dikutip dari NU Online, Itikaf merupakan berdiam diri di masjid disertai dengan niat. Dalam diam diri itu, seseorang yang itikaf melakukan serangkaian ibadah di antaranya berzikir dan mendekatkan diri kepada-Nya, mengharap rahmat dan rida-Nya, bermuhasabah, mengingat hari akhir, mendengarkan nasihat dan ilmu-ilmu agama, bergaul dengan orang-orang saleh dan cinta kepada-Nya, memutus segala hal yang dapat melupakan akhirat, dan sebagainya.
Hukum itikaf adalah sunnah, tapi bisa menjadi wajib apabila dinazarkan. Kemudian, hukumnya bisa menjadi haram bila dilakukan oleh seorang istri atau hamba sahaya tanpa izin, dan menjadi makruh bila dilakukan oleh perempuan yang bertingkah dan mengundang fitnah meski disertai izin.
Baca Juga: Hindari Bau Mulut hingga Gigi Rusak Selama Puasa Ramadhan, Ikuti Kiat Ini
Melakukannya pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, lebih diutamakan utama dibanding pada waktu-waktu yang lain, demi menggapai keutamaan Lailatul Qadar yang waktunya dirahasiakan Allah.
Berikut ini hukum itikaf:
- Niat
- Berdiam diri di masjid sekurang-kurangnya selama tumaninah sholat
- Masjid
- Orang yang beritikaf.
- Beragama Islam
- Berakal sehat
- Bebas dari hadas besar
“Aku berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah.”
Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 5 Tips Membeli Baju Lebaran
“Aku berniat i’tikaf di masjid ini selama satu hari/satu malam penuh/satu bulan karena Allah.”