Cak Nun Beri Penjelasan Soal 'Presiden Sekarang Belum Tepat': Mohon Maaf Ya

Senin, 11 April 2022 | 19:58 WIB
Cak Nun Beri Penjelasan Soal 'Presiden Sekarang Belum Tepat': Mohon Maaf Ya
Cak Nun di acara PDIP [Youtube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun menghebohkan publik dengan pernyataannya saat berada di acara Buka Bersama PDIP.

Seperti diketahui, Cak Nun diundang dalam acara 'Sinau Bareng Cak Nun' yang digelar oleh PDIP pada Minggu (10/4/2022) malam.

Dalam acara tersebut, Cak Nun diundang dan memberikan ceramah yang menyinggung soal presiden.

Berdasarkan cuplikan video yang beredar di media sosial, Cak Nun sempat menyebut pernyataan 'Presiden sekarang belum tepat'.

Baca Juga: Dituduh Jadi Otak Aksi 11 April, La Nyalla Bersyukur: Semakin Mudah Saya Jadi Presiden 2024

Hal itu berawal dari Cak Nun memberikan pandangan mengenai kemajuan Indoneia.

Ia bahkan memberikan gambaran Indonesia menjadi negara maju apabila mampu mengenal sejarah dari generasi sebelumnya.

"Wahai Amerika, wahai Rusia, wahai semua negara negara yang merasa kuat dan adikuasa. Jangan pikir kalian bener-bener berkuasa karena kami adalah bangsa dengan peradaban yang punya skala waktu 18 generasi. Sehingga ilmu kita, manajemen kita akan jauh melebihi kalian semua," kata Cak Nun.

Kemudian, Cak Nun menyebut bahwa masalah saat ini presidennya yang belum tepat.

"Cuman masalahnya sekarang belum tepat presidennya, gitu aja," imbuhnya.

Baca Juga: Demo 11 April di Bali Nyaris Ricuh, Puluhan Massa Hendak Merangsek ke Gedung DPRD

Tampak terlihat merasa tak enak lantaran Puan Maharani berada di sampingnya, Cak Nun langsung mencoba menenangkan.

"Jangan marah, jangan marah," ujarnya.

Cak Nun kemudian memberikan penjelasan mengenai kalimat 'presiden sekarang belum tepat' itu. Menurutnya, ia tidak mengatakan hal tersebut sebagai sesuatu yang buruk.

Ia menegaskan, kata 'belum tepat'. Cak Nun kemudian memberikan perumpamaan sebuah kata dalam bahasa Jawa yaitu 'bener' dan 'pener'.

"Loh, kalau bahasa Jawa tuh ada bener, mbak Puan. Ada pener. Itu sudah bener, tapi belum pener," jelasnya.

Selanjutnya, Cak Nun meminta maaf. Ia mengatakan tak maksud untuk mengkritik.

"Mohon maaf ya saya bukan mengkritik. Saya itu penasaran dengan kebesaran Indonesia yang tidak bisa kita wujudkan," tandasnya.

Selain itu, Cak Nun berharap agar 2024 mendatang akan ada pemimpin yang membawa kesadaran baru. Sehingga dapat membawa kelahiran Indonesia kembali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI