Gus Nur Frontal Ungkap 20 Alasan Rezim Jokowi Pantas Diturunkan, Apa Saja?

Senin, 11 April 2022 | 15:49 WIB
Gus Nur Frontal Ungkap 20 Alasan Rezim Jokowi Pantas Diturunkan, Apa Saja?
Gus Nur Ungkap 20 Alasan Rezim Jokowi Harus Lengser. (YouTube/Gus Nur)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sugi Nur Raharja atau akrab disapa Gus Nur menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) pantas lengser dari jabatannya. Ia bahkan menyebut 20 alasan yang membuat rezim Jokowi dinilai tak lagi layak memimpin negeri ini.

Salah satunya adalah pemerintahan Jokowi gagal menyeimbangkan harga kebutuhan pokok seperti minyak goreng hingga harga BBM yang membumbung tinggi. Gus Nur pun merangkum 20 alasan tersebut.

Rangkuman 20 alasan ini diungkapkan dalam video yang dia unggah di YouTube Gus Nur 13 Official. Ia blak-blakan mengatakan apa yang diutarakannnya dapat didiskusikan maupun didebat oleh masyarakat.

Pertama, Gus Nur mengatakan seorang penista agama yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ada di kubu Jokowi. Kedua, disebutnya kelompok penghina ajaran Islam seperti Deni Siregar, Abu Janda, Eko Kuntadhi dan buzzer lain ada di kubu Jokowi.

Baca Juga: Ikut Demo Mahasiswa Geruduk DPR, Emak-emak Berjaket IB HRS: Turunin Harga Minyak Goreng Dong

“Ketiga yang bangga jadi anak PKI ada di kubu rezim [Ribka Tjiptaning],”  kata Gus Nur.

Alasan keempat, Gus Nur menyebut yang mengkriminalisasi dan fitnah ulama, aktivis, adu domba anak negeri, menuduh radikal dan intoleran anak negeri, ada di kubu Jokowi.

Kelima, ia mengatakan kubu rezim Jokowi yang membakar bendera bertuliskan kalimat tauhid. Keenam, menurutnya yang kepanasan dengar suara azan, menertibkan suara azan dengan Peraturan Menteri, ada di kubu Jokowi.

"Ketujuh, yang anti perda syariat Islam, ada di kubu Jokowi, seperti PDIP dan PSI,” lanjut Gus Nur.  

Kedelapan, Gus Nur mengatakan yang usul menghapus kolom agama di KTP seperti Musdah Mulia ada di kubu Jokowi. Kesembilan, ia menyebut yang ingin menghapus pelajaran agama di sekolah ada di kubu Jokowi.

Baca Juga: Didampingi Kapolri, Pimpinan DPR Temui Massa Mahasiswa

Kesepuluh, Gus Nur lagi-lagi mengatakan kubu Jokowi yang membuat sembako dan biaya pendidikan naik. Kesebelas, yang mengatakan konde lebih baik dari hijab ada di kubu Jokowi.

“Kedua belas, yang katakanya dana umrah dan naik haji mending untuk kaum dhuafa, ade Armando, ada di kubu Jokowi,” imbuh Gus Nur.

Kemudian alasan ketiga belas versi Gus Nur, kubu Jokowi tidak percaya hari kiamat dan mengkhayal tentang masa depan. Keempat belas, yang mengancam perang dengan umat islam, Viktor Laiskodat, menurut Gus Nur ada di kubu Jokowi.

Kelima belas, yang melarang takbir keliling dan sembelih hewan kurban di lapangan terbuka di sekolah yakni Ahok ada di kubu Jokowi. Keenam belas, yang membaca Alquran dengan langgam Jawa ada di kubu rezim.

Selanjutnya alasan ketujuh belas, Gus Nur mengatakan yang usul sekolah Islam dikurangi agar seimbang dengan sekolah Kristen, ada di kubu Jokowi.

Kedelapan belas, yang mengatakan Alquran bukan kitab suci dan Nabi Muhammad bukan orang suci, disebut Gus Nur berada di kelompok Jokowi.

Lalu Gus Nur mengungkap alasan kesembilan belas adalah kubu Jokowi yang menembaki ulama saat aksi tahun 2016.

“Terakhir, yang menyebut umat Islam yang hadir di reuni 212 sebagai jamaah monaslimin, itu juga kubu Jokowi,” tegas Gus Nur.

Menurutnya, Jokowi sudah terbukti tak mampu memimpin Indonesia dengan baik. Terbaru, dia mencontohkan kasus tingginya harga minyak goreng yang tak mampu diselesaikan oleh jajaran Jokowi.

Gus Nur pun menyindir Jokowi yang justru bagi-bagi BLT minyak goreng maupun sembako langsung ke warga, alih-alih menggunakan otoritasnya sebagai presiden.

“Seharusnya bisa atur harga minyak dengan tanda tangannya. Gunakan wibawa dan otoritas, power sebagai pemimpin," kritik pedas Gus Nur.

"Cukup duduk di istana, bukan malah bagi-bagi sembako, minyak goreng biar tampak merakyat. Kapasitas otak pemimpin cuma selevel tukang bagi minyak,” sambungnya.

Gus Nur menilai Jokowi mestinya dapat memanggil orang-orang yang berkompeten untuk mencari solusi kenaikan sejumlah barang pokok.

“Gebuk mafia minyak goreng, turunkan harga. Kalau enggak mampu ya rezimnya yang diturunkan,” tutur pendakwah yang pernah masuk bui karena kasus ujaran kebencian tersebut.

Kontributor : Alan Aliarcham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI