Suara.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengomentari aksi demo yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI). Ia turut menyinggung lengsernya Presiden Soeharto dalam aksi mahasiwa 1998.
Melansir Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Hasto mengatakan tidak ada yang salah dengan aksi bertajuk demo 11 April yang dilakukan mahasiswa, asalkan tidak melanggar peraturan.
Menurutnya, demo merupakan bagian dalam menyampaikan pendapat. Ia turut mengenang masa lalunya yang ikut dalam aksi unjuk rasa mahasiswa tahun 1998 untuk melengserkan Soeharto.
“Ya, saya dulu juga ikut demo menjelang Pak Harto lengser. Jadi, itu kan hak untuk berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapat. Itu diatur konstitusi,” kata Hasto kepada wartawan, Senin (11//4/2022).
Hasto turut mengingatkan publik jika Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah berulang-ulang menegaskan menolak wacana perpanjangan masa jabatan. Bahkan, Jokowi juga telah melarang para menterinya untuk tidak berbicara mengenai itu.
“Presiden Jokowi sejak awal sudah menegaskan sikapnya yang senafas dengan partai yaitu untuk taat pada konstitusi,” imbuh Hasto.
Karena itu, Hasto menilai aksi mahasiswa berdemo pada 11 April salah alamat atau tidak tepat sasaran. Ia pun turut menyinggung salah satu lagu Ayu Ting Ting.
“Saya jadi teringat suatu lagu jangan sampai salah alamat dari Ayu Ting-Ting. Jangan sampai salah alamat,” kata Hasto.
Lebih lanjut, Hasto berharap seharusnya pihak yang mengusulkan tentang penundaan pemilu yang memberikan penjelasan kepada masyarakat, khususnya mahasiswa.
Baca Juga: Hamdan Zoelva Kaget Namanya Disebut Mentor di Balik Demo Mahasiswa 11 April 2022
“Kalau sikap dari PDIP dan presiden Jokowi sejak awal kami nyatakan sudah sangat tegas, hanya ada orang-orang sekitar kekuasaan itu,” tandasnya.