Mahasiswa Bakal Geruduk Gedung DPR, Pemerintah Diminta Tak Halang-halangi, Aparat Jangan Represif

Senin, 11 April 2022 | 10:32 WIB
Mahasiswa Bakal Geruduk Gedung DPR, Pemerintah Diminta Tak Halang-halangi, Aparat Jangan Represif
Anggota Komisi II DPR Guspardi Gaus [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah elemen mahasiswa akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, dalam aksi 11 April 2022, Senin hari ini. Semula demo bakal digelar di dekat Istana Merdeka, kini lokasi berubah ke Gedung Parlemen.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi II DPR RI Guspardi Gaus, meminta kepada para mahasiswa dalam menyampaikan aspirasinya bisa dilakukan dengan tertib, tidak anarkis dan tidak melanggar hukum serta tidak mudah terprovokasi.

Ia menegaskan, pemerintah tidak perlu melakukan hal-hal yang bersifat mengahalang-halangi penyampaian aspirasi tersebut.

"Pemerintah jangan melakukan upaya untuk menghalang-halangi dan menghambat demonstrasi mahasiswa untuk menyampaikan asprirasi yang merupakan bagian dari demokrasi," kata Guspardi kepada wartawan.

Baca Juga: Beredar Kabar Hamdan Zoelva Jadi Dalang Aksi 11 April 2022, PB SEMMI: Tuduhan Provokatif Dan Tercela!

menurut legislator asal Sumatera Barat ini, bahwa aksi mahasiswa pada 11 April 2022 merupakan salah satu wujud nyata dari posisi mahasiswa sebagai kekuatan moral dan agen perubahan.

Menurutnya, situasi rakyat dan bangsa yang mengalami berbagai kesulitan seperti sekarang inilah yang memanggil nurani dan keberpihakan mahasiswa, untuk turun ke jalan dan menyuarakan tuntutan rakyat.

Kendati Presiden Jokowi sudah menegaskan kembali pernyataan bahwa pemerintah tetap dengan komitmen bahwa Pemilu akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024 dan Pilkada pada November 2024.

"Namun sikap pemerintah tentang pemilu itu baru sebagian dari jawaban dari tuntutan demo yang akan dilakukan oleh mahasiswa pada 11 April 2024," katanya.

"Mahasiswa juga menuntut kebijakakan pemerintah mengenai kenaikan harga minyak goreng, kelangkaan BBM jenis solar, kenaikan harga Pertamax dan stabilitas harga bahan-bahan pokok lainnya untuk masyarakat. Sedangkan tuntutan lainnya, adalah mengenai UU Cipta Kerja, UU IKN dan lain sebagainya," sambungnya.

Baca Juga: Hadapi Aksi 11 April 2022, Polda Metro: Hindari Kawasan Monas Dan DPR

Untuk itu, Guspardi meminta aparat penegak hukum agar dapat mengamankan pelaksanaan demo yang dilakukan mahasiswa dengan pendekatan yang humanis dan melakukan pelayanan dan pengamanan sebaik-baiknya.

"Jangan ada kekerasan dan tindakan anarkis serta represif saat menjaga dan mengawal aksi unjuk rasa mahasiswa," imbuh dia.

Aksi 11 April 2022

Diketahui, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan menggelar aksi demo 11 April 2022, hari ini. Terkini, demo mahasiswa itu lokasinya bakal pindah ke gedung DPR RI.

Awalnya, aksi demo mahasiswa itu direncanakan bakal digelar di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, kompleks Monumen Nasional atau Monas.

"Lokasinya di DPR sekitar pukul 10.00 WIB," ujar Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yusfrizal sebagaimana dilansir Antara, Senin (11/4/2022).

Menurut dia, alasan pemindahan lokasi demo mahasiswa hari ini alasannya adalah, mereka hendak memastikan DPR benar-benar melaksanakan konstitusi dengan baik.

Sementara, Koordinator Pusat BEM SI Kaharuddin mengatakan, pemilihan tempat di DPR bertujuan menyampaikan aspirasi dan memberikan peringatan kepada wakil rakyat terkait berbagai permasalahan yang ada.

Ia menilai, isu penundaan pemilu, bukan menjadi hal yang asing terdengar di telinga masyarakat saat ini.

Tuntutan Mahasiswa

Aksi demo mahasiswa itu menolak perpanjangan masa jabatan presiden, penundaan pemilu dan kenaikan harga bahan bakar minyak serta sembako ini rencananya akan diikuti oleh 1.000 mahasiswa dari berbagai daerah. Aksi tersebut akan digelar di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.

Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal mengatakan, telah mengantisipasi kemungkinan adanya pihak yang menunggangi aksi ini dengan tujuan memicu kerusuhan. Upaya antisipatif ini salah satunya dengan membentuk tim keamanan yang bertugas melalukan penyaringan terhadap peserta aksi.

"Istilahnya harus hati-hati dengannya orang-orang yang menjadi cuma nebeng di aksi itu, cuman buat rusuh doang, harus di screening dengan teliti," kata Luthfi saat dihubungi Sabtu (9/4) kemarin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI