Suara.com - Australia akan menyelenggarakan pemilihan umum pada 21 Mei, kata Perdana Menteri Scott Morrison, Minggu (10/4/2022).
Kampanye-kampanye menjelang pemilu diperkirakan akan memperdebatkan soal tingginya biaya hidup, perubahan iklim dan berbagai pertanyaan terkait kepercayaan dan kompetensi partai-partai besar.
Morrison menekankan ketidakpastian ekonomi dan ancaman keamanan saat mengumumkan tanggal pemilu.
Dia mengatakan belum saatnya kekuasaan diserahkan kepada Anthony Albanese, pemimpin partai Buruh oposisi, yang menurutnya belum teruji.
"Hanya dengan memilih Liberal dan Nasional dalam pemilu pada 21 Mei ini Anda bisa memastikan ekonomi tangguh untuk masa depan yang lebih kuat," kata Morrison kepada media di ibu kota Canberra.
Partai Buruh mengatakan akan menawarkan alternatif ekonomi yang lebih baik bagi rakyat Australia.
Koalisi konservatif Morrison tertinggal dari Buruh dalam jajak-jajak pendapat setelah sembilan tahun berkuasa.
Namun, dia pernah mengalami hal yang sama sebelum pemilu Mei 2019 ketika keluar sebagai pemenang.
Dalam sebuah opini tentang penetapan tahap-tahap pemilu, Morrison mengatakan meskipun rakyat Australia kini menghadapi lebih banyak tantangan, seperti kebakaran, banjir dan pandemi COVID-19, negara itu telah bertahan lebih baik daripada negara-negara lain.
Baca Juga: Influencer di Australia Tak Bisa Seenaknya Berbagi Tips Keuangan di Sosmed
"Namun saya tahu negara kita akan terus menghadapi tantangan sangat nyata dan banyak keluarga bertahan dengan susah payah," katanya.