Rahasiakan Jumlah Personel yang Jaga Aksi Mahasiswa Besok, Polda Metro: Kekuatan Kami Sebanding Peserta Demo

Minggu, 10 April 2022 | 12:46 WIB
Rahasiakan Jumlah Personel yang Jaga Aksi Mahasiswa Besok, Polda Metro: Kekuatan Kami Sebanding Peserta Demo
Demo mahasiswa tolak penundaan pemilu di kawasan Istana Negara, Jakarta. (Suara.com/Yaumal)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polda Metro Jaya masih rahasiakan menyebut jumlah personel yang akan kerahkan untuk mengamankan aksi demonstrasi mahasiswa di sekitar Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu (11/4/2022) besok.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan hanya memastikan bahwa pihaknya siap mengamankan jalan aksi. Menurutnya, jumlah personel yang dikerahkan nantinya akan sebanding dengan peserta aksi. 

"Pokoknya Polda Metro Jaya siap mengamankan. Kami akan menurunkan kekuatan yang sebanding dengan peserta demo," kata Zulpan saat dihubungi, Minggu (10/4/2022).

Zulpan mengklaim bahwa Polda Metro Jaya akan melakukan pengamanan secara humanis tanpa kekerasan. Sekaligus mengklaim bahwa anggota yang diterjunkan dipastikan tidak dibekali senjata peluru tajam.

Baca Juga: Besok Kawasan Istana dan DPR Ditutup karena Demo Mahasiswa, Ini Titik-titik Pengalihan Arus Lalin di Jakarta

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan memberikan keterangan pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (27/12/2021). [Suara.com/Muhammad Yasir]
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan memberikan keterangan pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (27/12/2021). [Suara.com/Muhammad Yasir]

"Itu sudah merupakan arahan dari pimpinan Polda Metro," katanya. 

Estimasi Ribuan Pendemo

Ribuan mahasiswa dari berbagai daerah rencananya akan menggelar aksi demonstrasi di sekitar Istana Negara, Jakarta Pusat. Aksi ini digelar sebagai bentuk penolakan terhadap wacana perpanjangan masa jabatan presiden, penundaan pemilu dan terjadinya kenaikan harga bahan bakar minyak serta sembako.

Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal menyebut telah mengantisipasi kemungkinan adanya pihak yang menunggangi aksi ini dengan tujuan memicu kerusuhan. Upaya antisipatif ini salah satunya dengan membentuk tim keamanan yang bertugas melalukan penyaringan terhadap peserta aksi.

"Istilahnya harus hati-hati dengannya orang-orang yang menjadi cuma nebeng di aksi itu, cuman buat rusuh doang, harus di screening dengan teliti," kata Luthfi saat dihubungi Sabtu (9/4) kemarin. 

Baca Juga: Tak Perlu Cemaskan Mahasiswa Demo Besar-besaran Senin Besok, Polda: Silakan Masyarakat Beraktivitas Seperti Biasa

Di sisi lain, Luthfi juga meminta kepada pihak kepolisian untuk melakukan pengamanan secara tertib, tanpa melakukan provokasi dan kekerasan.

"Kami aksinya juga enggak ada tujuan chaos atau anarkis atau rusuh dan lain-lain. Saling menghimbau saja dari polisi untuk tidak anarkis, dari polisi juga jangan merusak fasilitas umum," ujarnya.

Massa dari BEM SI berunjuk rasa soal kenaikan harga bahan pokok dan tolak pemilu ditunda di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat. (Suara.com/Arga)
Massa dari BEM SI berunjuk rasa soal kenaikan harga bahan pokok dan tolak pemilu ditunda di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat. (Suara.com/Arga)

Curiga Digembosi

Jelang aksi demonstrasi ini, sejumlah akun media sosial milik Koordinator Pusat BEM SI, Kaharuddin HSN DM dikabarkan diretas. Tindakan peretasan ini diduga sebagai upaya menggembosi gerakan mahasiswa. 

Kaharuddin menyebut beberapa akun media sosial miliknya yang diretas, yakni Instagram dan Facebook. Pada kedua akun media sosial tersebut, peretas membuat pernyataan "AKSI 11 APRIL SAYA NYATAKAN DIBATALKAN MENGINGAT SAAT INI BULAN RAMADHAN DAN KAAUA COVID-19 YANG MASIH BELUM MEREDA".

"Untuk presma (presiden mahasiswa) yang turun (aksi demonstrasi) di tanggal 28 Maret kemarin rata-rata kena pretasan," kata Kaharuddin saat dikonfirmasi, Minggu (10/4/2022).

Selain peretasan, kata Kaharuddin, ada pula tawaran kepada mahasiswa di kampus-kampus agar tidak ikut aksi pada 11 April. 

"Ada beberapa kawan kampus yg mendapatkan tawaran agar tidak turun aksi, dan ada juga kampus yang tidak jadi turun," bebernya. 

Kaharuddin belum mengetahui pasti dari mana tawaran tersebut datang.

"Itu yang saya tidak tau, tapi informasi yang diperoleh ada tawaran agar tidak ikut aksi." 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI