Suara.com - Warga Seram Bagian Barat, Maluku melaporkan kelangkaan bahan bakar minyak atau BBM Pertalite sejak enam bulan lalu sehingga mengganggu aktivitas sosial masyarakat.
Salah seorang supir truk mini, Herman, mengaku sudah enam bulan lebih Pertalite tidak dijual di SPBU Waipirit, Kecamatan Kairatu, SBB.
“Saya kan sering bawa ikan dari Pelita Jaya ke Ambon, jadi saya sering isi BBM di SPBU Waipirit. Tapi sudah enam bulan lebih ini Pertalite tidak ada, mana Pertamax sudah naik harga,” ungkap Herman, di Seram, Sabtu (9/4/2022).
Ia mengatakan, sebelumnya SPBU di Waihatu, Kecamatan Kairatu, SBB dulu masih ada stok Pertalite. Tetapi sekarang sudah hampir satu bulan, SPBU Waihatu tidak menyediakan Pertalite lagi.
“Jadi sekarang saya terpaksa beralih ke Pertamax, meskipun Pertamax harganya sekarang sudah melonjak jauh dari harga sebelumnya,” tutur Herman.
Senada dengan Herman, nelayan dari Negeri Kawa, Kecamatan Seram Barat, SBB, Risman mengatakan, BBM jenis Pertalite sangat susah didapatkan sekarang.
“Kami dulu melaut sering menggunakan Pertalite karena murah. Tapi sekarang terpaksa harus pakai Pertamax yang harganya sekarang sudah mahal,” kata Risman.
Ia mengaku, kelangkaan Pertalite ini cukup berdampak pada pengeluarannya yang awalnya tidak besar, kini pengeluarannya lebih banyak dari pada penghasilannya.
“Tapi mau gimana lagi, kita terpaksa beli Pertamax meskipun harganya kini sudah sangat mahal. Daripada tidak melaut sama sekali, malah semakin sudah nanti,” ungkapnya.
Baca Juga: Pertamina Klaim Stok BBM Aman Selama Ramadhan dan Lebaran di Semua Provinsi
Ia berharap, hal ini lebih diperhatikan pemerintah, terutama pihak Pertamina. Karena sudah hampir sebulan lebih, Pertalite sulit didapatkan di SBB.