Namun, dia mengatakan uang itu tidak didapat dari iklan atau afiliasi dengan produk keuangan.
Dia adalah salah satu dari banyak 'finfluencer' yang telah menghapus unggahan dari halaman media sosialnya sebagai tindakan pencegahan.
"Saya tidak merasa aturan ini akan mematikan influencer, saya pikir akan terjadi perubahan, dan sejumlah orang, termasuk saya, akan melihat potensi. Jika mereka ingin terus beroperasi, sebaiknya mendapatkan lisensi saja untuk memastikan bahwa mereka tidak melanggar," katanya.
Aleks mempertanyakan mengapa pedoman ASIC berfokus pada pembuat konten media sosial, karena menurutnya seharusnya hukum berlaku untuk semua orang.
Aturan ASIC tidak mencakup kripto
Ada juga celah dalam pedoman baru ASIC, yakni tidak mencakup mata uang kripto atau properti.
ASIC sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan tentang penipuan crypto "pump and dump" di media sosial.
Saat itulah seseorang secara artifisial menggelembungkan harga saham atau 'cryptocurrency' untuk meningkatkan perdagangan.
Setelah harga naik, 'scammers' menjual saham dengan harga yang meningkat.
Pada tahun 2021, lembaga konsumen Australia ACCC menerima 10.412 laporan ke Scamwatch yang menyebutkan 'cryptocurrency' dengan kerugian A$129 juta.
Dari jumlah tersebut, 4.730 adalah laporan penipuan investasi dengan kerugian A$99 juta.