Suara.com - Khamidah (51), korban pembacokan pelaku misterius menceritakan detik-detik sebelum dirinya mengalami aksi kekerasan saat hendak menuju ke Masjid Al Hukama di gedung Badan Diklat Kejaksaan RI, Ragunan, Jakarta Selatan untuk melaksanakan salat subuh berjemaah. Awalnya korban mengira pelaku yang mengendarai sepeda motor itu mau menanyakan alamat.
"Aku pikir mau tanya alamat, tapi aku enggak ngomong, dia juga enggak ngomong," kata Khamidah.
Tiba-tiba, sang pengendara motor tiba-tiba membuka resleting jaketnya dan sebilah celurit terlihat.
Khamidah terhentak, spontan dia berkata: Allahu Akbar. Allahu Akbar.
"Tapi dia belum aniaya aku," ucap dia.
Khamdiah langsung merespons dengan menutupi bagian leher sebelah kanan dengan sajadah yang dia bawa. Ayunan celurit yang diayunkan pelaku pun mendarat di jari manis tangan kanan Khamidah.
"Aku langsung ambil sajadah, buat tutup leher. Dia serang aku. Pertama kena jariku," katanya.
Tidak sampai situ, pelaku kembali melancarkan serangan dan menyasar tepat di punggung kiri Khamidah. Selanjutnya, celurit itu kembali diayunkan dan melukai pelipis kiri perempuan yang sehari-hari membuka usaha Warteg tersebut.
"Terus kena juga di sini (punggung) dan sini (pelipis kiri). Aku teriak: tolong, tolong."
Baca Juga: Dibacok OTK Saat Hendak Salat Subuh, Khamidah Masih Trauma Kalau Lihat Motor di Dekatnya
Teriakan Khamidah memancing warga sekitar mendekat ke lokasi kejadian. Kebetulan, di seberang tempat pembacokan, orang-orang sedang makan di Warteg.