AS Jatuhkan Sanksi ke Anak-anak Perempuan Putin, Apa Sebabnya?

SiswantoBBC Suara.Com
Jum'at, 08 April 2022 | 10:17 WIB
AS Jatuhkan Sanksi ke Anak-anak Perempuan Putin, Apa Sebabnya?
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - AS telah memberlakukan sejumlah sanksi terhadap lingkaran dalam Presiden Rusia Vladimir Putin, termasuk putri-putrinya.

Daftar sanksi itu juga termasuk keluarga Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov dan bank-bank besar.

Langkah-langkah tersebut muncul setelah pengungkapan baru kekejaman oleh pasukan Rusia di Ukraina, termasuk gambar-gambar mayat warga sipil yang tersebar di jalan-jalan Kota Bucha, dekat Ibu Kota Kyiv.

Rusia mengatakan, tanpa ada bukti, gambar-gambar itu hanya buatan para pejabat Kyiv.

Baca Juga: Rusia Kena Sanksi Larangan Ekspor Energi, Harga Minyak Dunia Bergerak Melemah

Meskipun foto-foto satelit menunjukkan warga-warga sipil tewas ketika Rusia menguasai Bucha, Putin pada Rabu menggambarkan peristiwa itu sebagai "provokasi kasar dan sinis oleh rezim Kyiv".

Baca juga:

Mengacu pada pembunuhan di Bucha itu, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Rabu: "Tidak ada kejadian yang lebih buruk dari kejahatan perang."

"Negara-negara harus bersatu untuk meminta pertanggungjawaban para pelaku ini," tambah Biden.

AS mengatakan bahwa putri Putin, Katerina Vladimirovna Tikhonova dan Maria Vladimirovna Vorontsova, dikenai sanksi "karena berstatus anak-anak Putin, orang yang properti dan kepentingannya atas kepemilikan properti itu diblokir".

Baca Juga: Invasi Moskow, Australia Kembali Beri Sanksi ke 67 Warga Rusia

Siapakah anak-anak Putin itu?

Menurut pengumuman AS, Tikhonova adalah "seorang eksekutif teknologi yang pekerjaannya mendukung pemerintah dan industri pertahanan Rusia".

Adiknya, Vorontsova, lanjut AS, "memimpin program-program yang didanai negara yang telah menerima miliaran dolar dari Kremlin untuk penelitian genetika dan secara pribadi diawasi oleh Putin".

Ditanya mengapa AS menargetkan putri-putri Putin itu, seorang pejabat senior pemerintahan Biden mengatakan AS menilai mereka bisa saja mengendalikan beberapa aset Putin.

"Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa Putin, dan banyak kroninya, dan para oligark, menyembunyikan kekayaan mereka, menyembunyikan aset mereka, sedangkan para anggota keluarganya menempatkan aset dan kekayaan mereka di sistem keuangan AS, dan juga di negara-negara lain," kata pejabat itu.

"Kami percaya bahwa banyak aset Putin disembunyikan oleh anggota keluarganya, dan itulah mengapa kami menargetkan mereka."

Sanksi AS yang diumumkan oleh Gedung Putih itu meliputi:

  • langkah-langkah ekonomi untuk melarang investasi baru di Rusia
  • sanksi keuangan yang berat terhadap bank swasta terbesar Rusia, Alfa Bank, dan lembaga keuangan terbesarnya, Sberbank
  • sanksi terhadap perusahaan milik negara yang strategis
  • sanksi terhadap pejabat pemerintah Rusia dan anggota keluarga mereka

Sementara itu Inggris telah mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap delapan oligark dan sejumlah bank Rusia, termasuk bank terbesar di negara itu, Sberbank, dan Credit Bank of Moscow.

Uni Eropa juga tengah membahas pengurangan impor batu bara Rusia karena kekhawatiran atas dugaan kejahatan perang yang meningkat.

Sebelum sanksi baru diumumkan di Washington, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia tidak bisa "menerima sikap keragu-keraguan".

Berbicara secara daring kepada parlemen Irlandia pada hari Rabu (06/04), dia mengatakan masih ada kebutuhan untuk meyakinkan beberapa pihak di Eropa yang masih percaya "kejahatan perang dan perang itu tidak semengerikan seperti kerugian finansial" demi mendukung sanksi yang lebih keras atas Rusia.

Dia menambahkan bahwa "minyak Rusia jangan dibiarkan membiayai mesin militernya". Menteri luar negeri Ukraina berargumen di Twitter bahwa embargo terhadap gas dan minyak diperlukan agar berdampak nyata melemahkan kemampuan Rusia dalam membiayai perang.

Josep Borrell, kepala hubungan luar negeri Uni Eropa, secara terpisah mengakui pada hari Rabu (06/04) bahwa satu miliar euro (Rp15,6 triliun) dihabiskan UE untuk membeli energi Rusia setiap hari dan ini telah menjadi sorotan.

Beberapa negara anggota Uni Eropa, termasuk Jerman, sangat bergantung pada energi Rusia dan enggan menargetkan sektor tersebut secara langsung.

Namun, pada awalnya, Komisi Eropa mengusulkan kemungkinan larangan impor batubara Rusia pada hari Selasa (05/04), yang harus disetujui oleh semua 27 anggota. Eropa membeli batu bara senilai sekitar €4 miliar dari Moskow setiap tahun.

Situasi tampaknya berubah setelah bukti kejahatan perang Rusia muncul, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron bergabung dengan seruan untuk larangan batu bara awal pekan ini.

Larangan itu disarankan sebelum serangkaian sanksi yang akan diumumkan dalam koordinasi dengan AS dan negara-negara G7 lainnya.

Negara-negara anggota Uni Eropa juga diperkirakan akan memberlakukan "larangan transaksi penuh" pada empat bank Rusia dan melarang berbagai impor Rusia dan Belarusia lainnya, termasuk kayu, semen, makanan laut, dan minuman keras, senilai €5,5 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI