Suara.com - Terdakwa kasus pembunuhan dua remaja sipil di Nagreg, Kolonel Priyanto akan dituntut Oditur Militer Tinggi II Jakarta pada Kamis (21/4/2022) dua pekan mendatang.
Agenda tersebut dibacakan oleh majelis hakim sebelum menutup sidang yang berlangsung pada hari ini, Kamis (7/4/2022).
"Ditunda sampai Kamis 21 April 2022 untuk memberikan kesempatan Oditur Militer menyusun tuntutan. Terdakwa hadir tepat waktu ya supaya cepat selesai untuk mendengarkan tuntutan Oditur Militer," kata Hakim Ketua Brigjen Faridah Faisal pada Kamis (7/4/2022).
Terpisah, Oditur Militer Tinggi Kolonel Sus Wirdel Boy menyampaikan, pihaknya akan menyiapkan tuntutan sesuai dengan fakta yang ada selama persidangan.
"Agenda berikutnya tuntutan, seperti apa? Tuntutan akan kita sesuaikan dengan fakta di persidangan," kata Boy.
Untuk diketahui, kasus ini bermula dari Kolonel Priyanto dan dua anak buahnya, yaitu Kopda Andreas dan Koptu Ahmad Sholeh menabrak Handi Saputra (17) dan Salsabila (14) di Nagreg.
Setelah kejadian tersebut, mereka tidak membawa korban tersebut ke rumah sakit. Namun, justru membuang tubuh Handi dan Salsa di Sungai Serayu, Jawa Tengah. Salsa dibuang ke sungai dalam kondisi meninggal dunia, sedangkan Handi masih hidup.
Pada sidang dengan agenda pemeriksaan saksi ini, selain Kopda Andreas dan Koptu Ahmad Sholeh, Pengadilan Militer II Tinggi Jakarta juga menghadirkan tujuh saksi lainnya.
Mereka adalah Letnan Dua (Letda) Cpm Syahril dari Pomdam III/Siliwangi dan enam warga sipil, yakni Sohibul Iman, Saipudin Juhri alias Osen, Teten Subhan, Taufik Hidayat alias Opik, Etes Hidayatullah yang merupakan ayah korban Handi Saputra, dan Jajang bin Ojo.
Pada sidang sebelumnya, Selasa (8/3), oditur militer yang merupakan penuntut umum di persidangan militer mendakwa Priyanto dengan Pasal 340 KUHP, Pasal 338 KUHP, Pasal 328 KUHP, Pasal 333 KUHP, dan Pasal 181 KUHP.