Suara.com - Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pemerintah kini telah mengizinkan masyarakat untuk mudik lebaran. Bahkan Presiden Joko Widodo telah mengumumkan tanggal-tanggal cuti bersama selama periode Idul Fitri.
Namun pemerintah menetapkan beberapa kewajiban dan larangan terkait mudik. Salah satunya pemudik yang harus vaksinasi Covid-19 dosis ketiga alias booster.
Kewajiban ini menuai beragam pendapat dari masyarakat, termasuk Mantan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj. Said Aqil rupanya memiliki pandangan kontra terhadap peraturan tersebut, bahkan membandingkannya dengan persyaratan menonton MotoGP Mandalika beberapa waktu lalu.
Hal ini terlihat di sebuah potongan video ceramahnya yang beredar viral di media sosial. Semula diunggah oleh akun Twitter @Lelaki_5unyi, video ini kembali diviralkan di beberapa akun termasuk Instagram @sisiterangofficial.
Dalam kesempatan itu tampak Said Aqil yang memberikan pernyataan di hadapan sejumlah besar orang. Ia menilai Indonesia masih pincang dan belum bisa menjadi seperti Madinah.
"Di Indonesia ini masih belum Madinah, belum Madinah. Masih pincang," tuturnya, seperti dikutip Suara.com, Kamis (7/4/2022).
Ia lantas memberi contoh terkait pernyataannya, yang ternyata membandingkan kewajiban booster sebelum mudik dengan prasyarat menonton MotoGP di Sirkuit Mandalika pertengahan bulan Maret 2022 kemarin.
"Contoh gampang saja. Nanti mudik harus booster. Tapi waktu nonton MotGP di Mandalika nggak ada booster-booster-an tuh," kata Said Aqil yang langsung mendapat sorakan para tamu yang hadir.
Dengan tertawa Said Aqil lantas melambaikan tangannya. "Enggak, enggak," imbuhnya sambil tertawa, seolah menyiratkan bahwa pernyataannya tadi hanya candaan.
Baca Juga: Romantisme Mudik Lebaran yang Dirindukan

Namun pernyataan Said Aqil ini sudah menjadi buah bibir warganet, yang ternyata malah memberikan banyak komentar julid. Tak selalu menyepakati apa yang disampaikan Said Aqil, beberapa warganet mengklaim sang ulama sedang mengode agar kembali mendapat tempat di lingkup kekuasaan.