Suara.com - Terdakwa kasus pembunuhan dua remaja sipil di Nagreg, Jawa Barat, Kolonel Priyanto menyesali perbuatannya. Dia mengatakan, tindakannya yang membuang Handi Saputra (17) dan Salsabila (14) ke Sungai Serayu, Jawa Tengah adalah tindakan yang salah.
Hal itu dia sampaikan saat menjalani sidang lanjutan yang berlangsung di Pengadilan Militer Tinggi II, Jakarta Timur, Kamis (7/4/2022). Untuk itu, Priyanto berharap mendapat kesempatan untuk meminta maaf kepada keluarga Handi dan Salsabila.
"Siap kami menyesal. Tindakan yang saya lakukan memang salah. Saya akui dan saya menyesal. Siap. Siap. Harapan saya, saya bisa minta maaf kepada keluarganya," kata Priyanto.
Priyanto mengatakan, entah ada setan apa yang singgah di pikirannya sehingga tercetus ide yang keji tersebut. Menurutnya, dia panik sekaligus kalap sehingga memilih menghanyutkan Handi dan Salsabila ke Sungai Serayu.
"Saya juga menyesal, sangat sangat menyesal, mungkin yang saya lakukan, saya tidak tahu ada setan dari mana yang masuk ke kepala saya, saya juga tidak tahu. Panik, kalap dan ada yang masuk tiba- tiba saya tidak tahu bagaimana. Itu yang terjadi."
"Apakah akan meminta maaf kepada keluarga korban?" tanya majelis hakim.
"Mudah-mudahan nanti kalau sudah selesai ada waktu yang ini, kami akan mencoba meminta maaf," pungkas Priyanto.
![Anggota Polisi Militer Angkatan Darat mengawasi dua orang tersangka saat rekonstruksi kecelakaan tabrak lari di Jalan Nasional III, Desa Ciaro, Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (3/1/2022). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/03/21505-rekonstruksi-tabrak-lari-di-nagreg.jpg)
Buang Korban Tabrak Lari
Untuk diketahui, kasus ini bermula dari Kolonel Priyanto dan dua anak buahnya, yaitu Kopda Andreas dan Koptu Ahmad Sholeh menabrak Handi Saputra (17) dan Salsabila (14) di Nagreg.
Mereka tidak membawa korban tersebut ke rumah sakit, namun justru membuang tubuh Handi dan Salsa di Sungai Serayu, Jawa Tengah. Salsa dibuang ke sungai dalam kondisi meninggal dunia, sedangkan Handi masih hidup.